Hobi Bisa Jadi Pekerjaan

"Apa hobimu?"
Seringkali dapat pertanyaan seperti ini. Saya agak bingung. Saya hobinya banyak. Baiklah saya akan cerita satu persatu. 

1. Baca
Ini adalah hobi saya sejak kecil. Baca buku apa saja. Awalnya sederhana. Saya kalau akan tidur harus baca dulu. Baca buku sampai ketiduran. Lalu berlanjut kecanduan baca buku. Saya sukanya baca buku fisik, kalau e-book tak suka. Mata yang tak kuat baca lama. Hobi baca ini mulai berkurang sejak mata mulai minus. Saya sudah tak kuat lagi membaca lama.   

2. Nonton film dan drama
Saya awalnya hobi nonton film. Mungkin ini hobi turunan. Bapak dan Ibu hobi nonton film sejak masih lajang. Saya sering diajak nonton sejak kecil. 

Pas usia SMA, kok ya pas sekolah saya sebelahan dengan gedung Bioskop Mitra (sudah tutup sekarang). Setiap hari senin, pulang sekolah langsung lari ke pintu belakang sekolah ke Bioskop Mitra. Saya biasanya menyelinap keluar sekolah saat istirahat dan titip beli tiket ke satpam atau salah satu pegawai bioskop. Kalau ada film baru dan kebetulan penonton full. Saya tetap bisa masuk dan nonton sambil lesehan di lantai.  

Saat SMA inilah hobi nonton film sudah sampai taraf menghawatirkan. Satu film bisa saya tonton sampai puluhan kali. Saya sampai hapal dialog pemainnya. Pas nikah kok ya suami ternyata hobi nonton juga. Makin klop lah. Eh hobi nonton bertambah juga. Bukan cuma film tapi juga drama Korea. Saya pernah dalam tahap kecanduan drama Korea sampai Suami protes keras. Alhamdulillh, saya sudah tidak kecanduan lagi.    

3. Nulis
Untuk hobi yang satu ini sama seperti yang lain. Pada awalnya suka nulis di diary. Lalu merambah ke cerpen, puisi, novel, buku anak, komik, blog dan entah nanti kemana lagi. Pokoknya nulis saja terus. Setiap karya tulisan pasti punya rejeki masing-masing. 

4. Traveling
Hobi yang satu ini seprtinya juga hobi turunan. Bapak dan Ibu hobi travelling. Kalau pas mudik, kita bisa merembet ke kota-kota lain. Keluarga kita hobinya travelling ala backpacker. Lebih seru soalnya. 

Perjalanan paling berkesan bersama keluarga adalah Surabaya-Jakarta-Surabaya naik mobil selama seminggu. Kami berangkat lewat jalur utara. Pulang lewat jalur selatan. Saat itu belum ada tol. Bapak dan adik yang nyetir. Saya tugasnya sebagai navigator. Waktu itu belum ada GPS. Saya masih pegang peta manual segede gaban. Deg-degan rasanya. Khawatir salah jalan.

Ibu bagian konsumsi dan akomodasi. Ibu yang telaten cari tempat makan dan penginapan. Kalau pas berhenti istirahat, kami pasrah. Pilihan makanan Ibu pasti enak. Tempat istirahat meski murah tapi selalu nyaman. Saya selalu berdoa Bapak Ibu sehat terus. Semoga suatu saat kami bisa travelling keliling satu pulau lagi pakai mobil.          

5. Wisata kuliner
Hobi saya yang satu ini keturunan dari Bapak sepertinya. Bapak hobi makan. Kapan saja dan dimana saja selalu cari makanan. Kalau pergi ke suatu daerah, kami selalu cari makanan khas daerah tersebut. Jika ada tempat makan baru atau jenis makanan baru selalu kami coba. Untunglah kami tidak punya alergi dan pantangan makan tertentu. Prei racun, kata orang Surabaya. Kalau coba makanan rasanya tidak enak, ya sudah. Tidak ada penyesalan.

Mungkin ada yang mbatin, hobinya butuh banyak biaya. Iya juga, sih. Alhamdulillah semua hobi saya ini malah menghasilkan uang. Bikin review buku, film, drama, hotel, tempat makan atau makanan tidak semuanya bayar sendiri. Ada yang dibayari. Bikin laporan perjalanan traveling dibayar juga. Seringkali dapat bayarannya lebih banyak dari biaya yang dikeluarkan. Alhamdulillah bisa buat ditabung atau untuk kebutuhan yang lain.

Apapun hobi Anda, explore dan berdayakan semaksimal mungkin. Kalau hobi bisa jadi pekerjaan kan enak. Kerja jadi tidak membosankan.

Komentar