5 Penulis Novel Sejarah Favorit


Saya memang paling suka dengan novel dengan latar belakang sejarah. Aslinya sih saya suka dengan segala sesuatu yang berbau sejarah. Seringkala literatur sejarah yang harus dibaca ternyata dikemas secara asal. Hasilnya membosankan saat dibaca. Saya yang suka sejarah saja males baca. Apa kabar bagi yang tidak suka sejarah?

Sejarah dikemas menjadi cerita fiksi ini susah. Harus riset detail. Butuh waktu lama dan biaya yang tidak sedikit. Sayang banget kalau hasil riset yang detail disajikan dengan tidak menarik. Saya sangat menghargai novel sejarah yang disajikan secara apik.

Tidak hanya unsur sejarah saja yang ditonjolkan. Sisi fiksi menjadi pelengkap. Bukan sekedar tempelan. Baca novel sejarah semacam ini enak banget. Tidak terasa berat novelnya dan enak dibaca. Segala informas bisa masuk dengan cepat. Tidak ada perasaan seperti dijejali berbagai informasi.

Berikut ini 5 penulis novel sejarah favorit saya. Beliau-beliau ini yang membuat novel sejarah menjadi enak dibaca seperti karya fiksi pada umumnya. Padahal setting sejarah yang Beliau tulis berat semua. Banyak informasi baru yang saya dapatkan saat membaca buku beliau.

 1. Tasaro GK

Tasaro ini singkatan dari nama asli beliau, yaitu Taufik Saptoto Rohadi. Sedangkan GK adalah singkatan dari Gunung Kidul. Kota asal beliau. Saya pertama kali baca karya Tasaro dalah Pitaloka: Cahaya. Saya langsung jatuh cinta pada novel pertama.

Pitaloka ini adalah cerita tentang Diah Pitaloka. Putri kerajaan Parahiyangan yang dipersunting Raja Majapahit. Riset sejarahnya detail. Ritme tulisannya cepat. Penulisan setiap adegannya detail. Saya seperti menonton film bukan membaca buku. Ketika membaca langsung terbayang segala adegan penceritaannya. 

Tasaro sempat menjadi berita besar ketika menulis novel tentang Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Tetralogi Muhammad. Tasaro dalam suatu wawancara dengan sebuah media mengakui kalau Beliau kehilangan banyak teman setelah buku Muhammad pertama terbit. Hingga buku Muhammad keempat terbit, berangsur hilang berita negatif. Baca bukunya saja dan Anda bisa menilai sendiri.  

2. Remy Silado

Saya tahu Pak Remy sebagai penulis saat baca novel Kembang Jepun. Selama ini saya tahunya Pak Remy adalah aktor. Waktu itu saya sedang penelitian tentang kota Surabaya. Seorang teman menyarankan saya untuk membaca buku ini.

Meskipun novel fiksi namun Kembang Jepun memiliki riset sejarah yang lengkap. Meski begitu esensi fiksinya masih ada. Tidak terasa berat saat membacanya. Ini yang bikin saya suka dengan tulisan Pak Remy.

Selain aktor, ternyata Pak Remy juga seorang wartawan dan sastrawan. Pantesan karyanya tidak biasa banget. Sangat layak untuk menjadi buku koleksi di perpustakaan pribadi. 

Karya beliau Lainnya adalah Cau Bau Kan, Kerudung Merah Tirmizi, Malaikat Lereng Tidar, Namaku Mata Hari. Banyak novel yang Beliau tulis bertema sejarah. Semuanya dengan kualitas yang sama bagusnya. Gaya penceritaannya ringan dan menarik saat dibaca. Para pembaca dibuat terus bertahan hingga halaman akhir.

3. Dan Brown

Ketika The Da Vinci Code versi bahasa Indonesia terbit, saya galau setengah mati. Harganya mahal dan tebal sekali. Saya sudah pernah baca sekilas yang versi bahasa Inggris. Lumayan menguras otak. Saya ingin baca yang terjemahan Bahasa Indonesia biar lebih santai.

Beberapa kali saya kecewa dengan novel yang sudah diterjemahkan ke Bahasa Indonesia. Terutama novel sejarah. Bahasanya jadi kaku. Tidak nyaman dibaca.

Kebetulan saat ke toko buku ada satu yang dibuka plastiknya. Saya baca sekilas. Kok enak gaya bahasa terjemahannya. Ya sudahlah beli. Setelah baca buku ini saya jadi fans-nya Dan Brown.

Kisah petualangan Robert Langdon seperti nyata. Selalu penuh teka teki yang penuh kejutan. Susah ditebak jalan ceritanya. Saya juga jadi lebih banyak tahu tentang sejarah katolik, iluminati dan sejarah Eropa.

Sayang belum semua buku Mr Brown saya baca. Selain The Da Vinci Code yang pernah saya baca yaitu The Lost symbol, Digital fortess, dan Angel and Demons. Setelah menikah, saya tidak punya waktu cukup lama untuk membaca serius. 

Daripada bukunya terbengkalai. Sayang banget. Saya memilih untuk menahan diri beli buku beliau. Soalnya buku Dan Brown tidak enak kalau bacanya nyicil. Harus selesai dibaca dalam sekali buka.

4. Sinta Yudisia

Saya tahu Mbak Sinta adalah penulis novel pop. Sebagian besar buku yang Beliau tulis berlatar belakang psikologi. Pada suatu saat, saya baca timeline di media sosial tentang novel berjudul The Road to The Empire. Saya tertarik karena novel ini ada kisah tentang Takudar Khan, Pangeran muslim keturunan Jenghiz Khan.

Saya baru tahu kalau ada Raja Mongolia yang muslim. Keturunan Jenghiz Khan pula. Menarik nih. Pas saya lihat lebih detail ternyata penulisnya Mbak Sinta Yudisia. Wow banget.

Ternyata novel sejarah karya Mbak Sinta menarik. Jalan ceritanya ringan. Meski banyak fakta sejarah baru (bagi saya) namun saya tetap bisa mengikutinya dengan santai. Lanjutan dari novel The Road to The Empire adalah Takhta Awan. Kalau saya lebih suka yang novel kedua. Lebih enak bacanya. Gaya penceritaannya lebih santai. 

5. Felix Siauw

Saya tidak menyangka seorang ustad ternyata bisa menulis novel sejarah. Selama ini ustad biasanya menulis buku non-fiksi tentang ilmu yang berkaitan dengan aqidah atau buku motivasi. Kebetulan saya memang nge-fans berat dengan Muhammad Al Fatih. Buku apa saja tentang Beliau pasti saya baca. 

Pertama kali baca The Cronicles of Ghazi, Kelahiran Khilafah Ottoman. Ini merupakan seri Ghazi pertama. Novel ini menceritakan tentang perseteruan Muhammad Al Fatih dengan Vlad III Dracula. Seru ceritanya. Tidak berat sama sekali. Dari novel ini saya jadi tahu kalau ada banyak fakta sejarah yang dibelokkan. 

Ghazi memang ditulis Ustad Felix bersama dengan Sayf Muhammad Isa. Sebelumnya saya sudah membaca Muhammad Al Fatih 1453. Gaya tulisan Ustad Felix masih terasa kuat. Jika riset tentang Muhammad Al Fatih rujukan saya adalah buku karya Ustad Felix. Kalau mau baca sejarah versi ringan.

Jika ingin baca sejarah lebih lengkap ya harus baca literatur sejarahnya langsung. Ada yang terjemahan bahasa Turki, English atau Arab. Kalau saya pribadi puyeng baca yang versi terjemahan. Pilih jalan yang lebih santai saja.

Ini hanya penulis sejarah fovorit versi saya. Tentu masih banyak penulis novel sejarah yang handal diluar sana yang kebetulan saya belum pernah baca bukunya. Silahkan tulis dikomen penulis novel sejarah yang patut dibaca karya-karyanya. Terima kasih sebelumnya.



Foto : koleksi pribadi   


Komentar