Tantangan Bisnis Pakaian Dalam Pria

Sebelumnya saya sudah membahas tentang dunia pakaian dalam wanita. Bagaimana dengan pakaian dalam pria? Apakah semeriah bisnis pakaian dalam wanita?

Jaman saya belia, merk pakaian dalam pria yang saya tahu adalah hing’s, Swan, GT Man, Reader ini untuk yang kaos dalam alias singlet. Kalau celana dalam yaitu GT Man dan reader. Kalau sekarang, lebih banyak lagi merek-merek baru pakaian dalam pria.

memilih pakaian dalam pria


Meski banyak merek baru yang bermunculan, merek-merek lama masih tetap ada di pasaran. Penggemarnya juga masih banyak.

Banyak pria yang masih berpikir bahwa yang namanya pakaian dalam itu nggak kelihatan. Ya wis lah pokoknya nyaman dipakai ya sudah. Banyak pula pria yang cenderung malas coba-coba kalau untuk pakaian dalam. Biasa pakai merek itu yo wis beli yang itu saja.

Mungkin juga ada yang nggak tahu merek pakaian dalamnya. Untuk ngurusi masalah pembelian ya istri. Dari kecil sampai sebelum menikah yang beli ibunya. Tinggal pakai saja. Pakainya sambil buru-buru pula tak sempat lihat mereknya. Nanti kalau dipakai terasa beda baru lihat mereknya. Barulah sadar. Loh kok beda merek sama yang biasanya.

memilih pakaian dalam pria

Paradigma pria yang ogah ribet urusan pakaian. Apalagi yang 'cuma' pakaian dalam menjadi pondasi bisnis pakaian dalam pria. Pengusaha menitik beratkan pada kenyamanan semata pada produknya. Design tak mungkin lagi diotak-atik. Paling banter inovasi design saja. 

Kaos singlet berevolusi menjadi t’shirt ketat melekat badan. Celana dalam yang biasanya model segitiga jadi ada model boxer. Permaianan warna pun hanya di ranah warna standar pria yaitu hitam, putih, abu-abu, biru, coklat, hijau. Kombinasinya hanya di warna tua atau muda.

Bagaimana para pengusaha menjual produknya? Mereka menjual kenyamanan. Bahan yang nyaman menjadi dominasi dalam riset produksi. Ada pameo dikalangan para pria, pakaian dalam itu kalau semakin lama dipakai akan semakin nyaman. Semakin molor, semakin enak digunakan. Semakin banyak yang bolong semakin adem di badan. 

Inilah yang sangat dipahami oleh para pengusaha pakaian dalam pria. Saya pernah membaca sebuah artikel tentang sebuah perusahaan pakaian dalam pria, yang sengaja membuat produknya bisa molor dalam waktu lebih cepat untuk memacu percepatan penjualan.

Untuk strategi marketing lebih menyasar pada para wanita sebagai decision maker. Saya jadi paham sekarang, kenapa banyak iklan pakaian dalam pria modelnya pada 'menonjol' atas bawah bikin gemes. Halah.

memilih pakaian dalam pria

Beberapa perusahaan pakaian dalam pria juga melakukan diversifikasi produk. Tidak hanya pakaian dalam pria dewasa yang di produksi. Mereka merambah ke ranah pakaian dalam pria untuk anak- anak. Bahkan ada yang memproduksi pakaian dalam wanita juga. 

Satu hal yang sangat dipahami perusahaan pakaian dalam pria. Jika seorang pria sudah merasa nyaman menggunakan suatu merek pakaian dalam, maka dia akan setia menggunakan merek tersebut selamanya. Tak akan berpaling ke merek lain, kecuali istri atau ibunya membeli merek lain yang harganya lebih murah.

Mungkin ini yang membuat harga pakaian dalam pria rata-rata sama. Tidak ada perbedaan harga yang mencolok antara satu merek dengan merek yang lain.    



Foto: pinjam pakai dari http://www.gtmanofficial.com/


Komentar