Review Drama Recipe for Farewel


Kang Chang-wook (Han Suk-kyu) tidak pernah punya bayangan akan memasak setiap hari. Apalagi makanan yang dibuat bukan masakan sederhana, yang tinggal masuk dan masak. Seringkali bahan makanan butuh proses yang panjang dan rumit sebelum menjadi makanan yang siap dihidangkan.

Kang Chang-wook, seorang pria setengah baya. Penterjemah dan penulis buku. Tipe pria yang tidak mau ribet. Cita-citanya tinggal di hotel. Kalau mau makan tinggal ke restoran hotel. Cuci baju tinggal telepon laundry. Kamar kotor bisa hubungi house keeping. Dia hanya ingin fokus di depan laptop, menerjemahkan naskah buku. That's it.

Bukan Cinta Biasa

Jung Da-jung (Kim Seo-hyung) tiba-tiba muncul lagi dalam hidupnya. Wanita ini divonis dokter mengidap kanker usus stadium 4. Dunia terasa gelap. Hanya Kang Chang-wook yang ada dalam pikirannya saat itu. Pria tersebut adalah orang pertama yang mendapat kabar buruk tersebut. Kang Chang-wook terkejut mendengar kabar tersebut.

"Aku akan merawatmu." ucap Kang Chang-wook tanpa ragu. Jung Da-jung sangat terkejut. Apalagi Kang Chang-wook memutuskan pulang ke rumah demi bisa merawat mantan istrinya. Kang Chang-wook dan Jung Da-jung sudah lama pisah rumah. Saat ini mereka sedang dalam proses cerai. 

Kenapa Kang Chang-wook suka rela merawat Da-jung?

"Aku tahu kamu tak punya siapa-siapa. Kamu bisa mengandalkan aku." kata Lelaki berkaca mata ini lembut. 

Tentu saja Da-jung sangat bahagia mendengarnya. Perempuan ini memang tidak punya saudara dekat. Orang tuanya meninggal. Saudara lain sudah tak pernah berkomunikasi. Hanya tinggal adik perempuan satu-satunya, yang bekerja sebagai perawat di Swedia.

Kang Jae-ho (Jin Ho-eun), putra tunggal mereka terkejut dengan kepindahan Ayahnya. Dia bingung. Di sisi lain juga bahagia. Dia mengira orang tuanya rujuk kembali. Da-jung sejka awal melarang Chang-wook memberi tahu Jae-ho tentang penyakitnya. Jae-ho duduk di tahun terakhir SMA dan sedang mempersiapkan diri masuk Universitas. Da-jung tak ingin konsentrasi anaknya terpecah. 

Namun rahasia penyakit Da-jung tidak tersimpan lama. Da-jung tiba-tiba sakit perut hebat hingga pingsan. Perempuan ini langsung dilarikan ke rumah sakit. Jae-ho akhinya tahu penyakit Sang Ibu. Remaja pria ini sangat terpukul. Untunglah ada Sang Ayah yang selalu menguatkan. Jae-ho akhinya bisa menerima kenyataan.

Jae-ho dan Sang Ayah bahu-mengurus Sang Ibu. Fase emosional mereka alami saat Da-jung melakukan kemoterapi. Tanpa kemoterapi, Da-jung sudah susah makan apalagi saat kemoterapi. Rasa mual semakin hebat. Mereka bertiga saling menguatkan dan menyemangati. Hubungan Ayah dan anak yang lama renggang mulai terikat lagi dengan lebih kuat.


Chang-wook dan Da-jung sudah tidak memikirkan perceraian. Sebenarnya mereka berdua masih saling mencintai. Kebetulan keduanya punya karir yang bagus. Keduanya sama-sama sibuk sehingga sering terjadi miskomunikasi. Hal kecil bisa jadi pertengkaran besar. Keduanya juga sama-sama gengsi tinggi. Tidak ada yang mau mengakui kalau sebenarnya masih cinta dan enggan bercerai.

Seiring perjalanan waktu mereka saling terbuka untuk berbagi kesedihan. Hubungan mereka membaik perlahan tapi pasti. Hingga mereka memutuskan untuk batal bercerai. Mereka sadar kalau sebenarnya masih saling membutuhkan dan tak ingin berpisah lagi. 

Bukan Makanan Biasa

Pada bagian awal review, saya sudah bercerita kalau Jung Da-jung sakit kanker usus stadium usus. Makan bukan lagi aktivitas biasa pada umumnya manusia. Makan adalah perjuangan bagi Da-jung. Makanan harus dihaluskan dulu sebelum dimakan Da-jung. Makanan diblender halus, disaring lalu baru bisa dimakan. Bahan makanan harus yang lembut tanpa serat dan organik. Tidak boleh pakai bumbu yang tajam. Tidak bisa juga pakai terlalu banyak bumbu. Kalau sampai salah makan, Da-jung akan mengalami muntah, sakit perut, kram perut bahkan sampai pingsan.

Itu dalam kondisi normal. Saat dalam proses kemoterapi lebih susah lagi urusan makan bagi Da-jung. Makanan bisa ditekan tanpa muntah adalah prestasi luar biasa. Kang Chang-wook yang tidak bisa memasak sama sekali berjuang keras agar istrinya bisa makan dengan nyaman.

Sehari sebelum masak, Dia akan melakukan riset panjang. Mulai dari bahan makanan yang bagus dan aman untuk istrinya. Hingga melihat banyak video memasak di youtube. Dia akan membandingkan cara memasak dari semua video tersebut. Lalu akan dipratekkan memasak dengan secermat mungkin.

Beruntunglah ada Yang Su-won (Yang Kyung-won), pelayan di supermarket langganannya. Yang Su-won punya banyak pengetahuan tentang bahan baku masakan. Dia juga pernah bekerja sebagai koki di rumah makan. Chang-wook sering bertanya tentang cara memasak suatu makanan.

Semua proses memasak ini dituliskan Kang Chang-wook di blog miliknya. Setiap bahan makanan dijelaskan satu persatu. Lengkap dengan kandungan mineral dan khasiatnya. Begitupun cara memasak juga dijelaskan dengan detail. Chang-wook juga mencampurkan aneka bahan herbal untuk pengobatan kanker pada makanan. 

Kang Jae-ho paling semangat dalam mencari obat herbal untuk Ibunya. Dia sangat ingin Ibunya sembuh total. Tak ada kanker sama sekali. Setiap kali menemukan bahan herbal baru, Dia langsung berdiskusi dengan ayahnya. Mereka riset bersama agar bahan herbat tersebut bisa dicerna Da-jung. 


Takdir yang Biasa

Jung Da-jung sudah tahu takdir yang menunggu di depannya. Dia sebagai CEO sebuah perusahaan penerbitan sadar betul perusahaan tetap harus jalan meski dirinya tidak ada. Da-jung memutuskan untuk cuti panjang selama masa pengobatan. Meski begitu, Dia telah menunjuk CEO pengganti. Namun seluruh staff menolak. Terutama Senior Editor Choi (Jung Min-gyul) yang ditunjuk sebagai CEO pengganti. Editor Choi hanya mau menjadi pelaksana tugas-tugas CEO selama Jung Da-jung.

Jung Da-jung sebenarnya menolak untuk kemoterapi. Dia paham betul kemoterapi tidak berguna. Namun suaminya selalu mendesak agar Dia melakukannya. Anaknya juga selalu menyemangati dirinya. Kemoterapi itu menyiksa. Da-jung ingin menikmati sakitnya dengan nyaman. Demi melihat suami dan anaknya, akhirnya Da-jung mau kemoterapi.

Saat kondisi usus sudah semakin parah. Dokter menyarankan agar Da-jung melakukan operasi pemotongan usus. Membuang ususnya yang sudah membusuk. Agar dia bisa mencerna makanan lebih baik. Da-jung menolak. Dia tahu operasi ini hanya akan memperpanjang umurnya. Ini berarti dia harus menahan sakit lebih lama. Namun akhirnya Da-jung bersedia dioperasi karena tidak tega melihat kesedihan suami dan anaknya setiap kali Dirinya sakit perut hebat.

Suatu hari Chang-wook dipanggil dokter. Dokter bilang waktu semakin dekat, semua kekuarga harus mempersiapkan diri dengan perpisahan. Chang-wook terguncang. Dia belum siap tapi waktu kebersamaan mereka semakin sedikit.

Mesti tak diberitahu, Da-jung bisa merasakan waktu hidupnya akan segera berakhir. Adik perempuannya, Jung Da-sol (Jeon Yeo Jin) mengambil cuti panjang dan pulang ke Korea untuk merawat Sang Kakak. Chang-wook menyiapkan tempat duduk yang nyaman di ruang keluarga. Pas di depan jendela. Da-jung agar bisa menikmati hangat sinar matahari sambil melihat daun DNA pepohonan. Sementara itu Jae-ho membuat foto keluarga yang sangat bagus. Sebagai fotografer dia menyesal kenapa jarang memoto keluarga sendiri dan tidak pernah membuat foto keluarga.

Sampai di sini, saya memutuskan untuk berhenti menonton drama ini. Saya ingin melihat Da-jung dalam kenangan yang indah bersama keluarganya. Saya hanya ingin menyimpan segala wajah penuh senyum dan derai tawanya. Saya gak siap melihat sad ending drama ini. Sampai sekarang, saya tidak pernah searching untuk membaca atau melihat episode-episode akhir.

Drama Korea ini adaptasi dari novel berjudul Oneuleun Jom Maewoolji Molla karya Kang Chang Rae. Ceritanya manis dan romantis. Penulis naskah dan sutradara mengemas kisah indah ini dengan takaran emosi yang pas. Saat sedih masih ada lelucon ringan dengan kadar yang cukup. Sedihnya jadi tidak terlalu bikin nelangsa.

Banyak pemain senior yang bermain di drama ini. Jujur saya terpesona dengan wajah para senior yang tidak terlalu kebanting saat bersanding dengan para pemain muda. Batin saya, para pemain senior pasti sudah melakukan perawatan wajah anti aging selama bertahun-tahun. Hasilnya kelihatan saat usia makin tua. Skincare Korea memang sudah diakui kualiatasnya di dunia. Banyak orang yang sudah membuktikan.

Memang sih para pemain di drama ini bukan sekedar modal wajah rupawan. Akting mereka kualitas bagus semua. Body language bagus banget. Meski tanpa dialog, saya bisa merasakan apa yang berkecambuk dalam benak mereka.

Komentar