Cara Cegah Demam Berdarah


Pada akhir bulan Januari 2019 tercatat 240 pasien yang di rawat karena demam berdarah di Surabaya. Hingga bulan maret masih banyak warga yang sakit demam berdarah. Memasuki bulan April bisa dianggap sebagai fase tenang karen musim hujan sudah berakhir. Ternyata hingga awal Mei sesekali masih turun hujan. 

Masuk akhir Oktober hujan kembali menggugur di beberapa wilayah. Pada awal November intensitas hujan semakin melebar ke banyak wilayah. Bahkan ada juga yang sudah mulai banjir seperti di Aceh. Surabaya mulai diguyur hujan pada awal Desember ini. 

Transisi perubahan musim kemarau ke musim penghujan ini salah satu waktu yang rawan. Mulai siaga Demam Berdarah. Hujan masih belum konsisten setiap hari. Kadang hujan, kadang panas. Air hujan yang tertampung di wadah atau tempat cekung di sekitar rumah terkadang luput dari pantauan. Nyamuk Aedes Aegypti pun dengan nyaman bertelur di situ. Sejak dini harus cegah Demam Berdarah.

Nyamuk Aedes Aegypti

Ketika seseorang sakit Demam Berdarah penyebabnya adalah gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Cara penularannya memang dari gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Nyamuk ini mengigit dan menhisap darah penderita Demam Berdarah lalu mengigit orang yang sehat. Darah yang sudah tercampur virus Demam Berdarah akan masuk ke tubuh orang yang sehat.

Perlu diketahui bahwa nyamuk Aedes Aegypti yang menggigit manusia adalah nyamuk betina. Sedangkan nyamuk jantan tidak akan menggigit manusia. Kenapa begitu? karena nyamuk Aedes Aegypti betina butuh darah manusia untuk perkembangan sel telurnya. Namun kita orang awam susah membedakan nyamuk betina atau yang jantan. Nyamuk kan sekecil itu.

Nyamuk Aedes Aegypti suka dengan genangan air yang bersih. Selain bertelur di air yang bersih juga di tempat gelap atau remang-remang. Telur nyamuk ini bisa bertahan selama 6 bulan.

Saat ini, Demam Berdarah tidak muncul gejala khas. Tidak panas tinggi. Tubuh terasa sumer saja. Namun disertai dengan badan meriang, mual, nyeri ulu hati, dan bibir kering bahkan sampai berdarah. Virus Demam Berdarah akan bertahan dalam tubuh selama 7-10 hari. Perhitungannya dari hari pertama panas. Masa paling rawan pada hari ke 4-6. 

Tidak ada kekebalan tubuh pada virus ini. Demam Berdarah bisa berulang seumur hidup. Namun kalau kekebalan tubuh baik, seseorang yang terjakit virus Demam Berdarah tidak akan sakit. Virus dalam tubuh akan mati dalam 7 hari.




Cara Cegah Demam Berdarah

Memang mencegah lebih baik daripada mengobati. Selain bisa menghemat uang juga menghemat waktu yang digunakan untuk mondar mandir ke rumah sakit. Berbagai cara yang bisa digunakan untuk mencegah kita terjangkit deman berdarah adalah

1. 3M (Membersihkan, Menguras, dan Mengubur)

Ini adalah slogan klise yang sudah banyak beredar dari jaman dahulu. Memang. Namun cara ini lah yang paling jitu menyelamatkan banyak orang dari bahaya Demam Berdarah. Bersihkan sampah yang berserakan di sekitar rumah. Jangan sampai ada wadah atau barang tak terpakai berserakan. 

Langkah kedua, kuras bak mandi atau tempat penampungan air secara teratur. Bersihkan bak mandi atau tempat air menggenang minimal 4 hari sekali untuk memutus rantai kehidupan nyamuk Aedes Aegypti. Juga tutup rapat tempat penampungan air di rumah. Saat membersihkan harus cermat. Seluruh dinding dan sisi bak mandi dan tempat penampungan air harus disikat karena telur nyamuk biasanya menempel di dinding tersebut.

Kalau aquarium atau kolam ikan tidak perlu dikuras 4 hari sekali tidak apa-apa. Kedua tempat air ini termasuk aman karena ikan makan telur dan jentik nyamuk. Apalagi kalau pelihara ikan Black Molly atau ikan Cupang. Kedua ikan kesukaannya makan telur nyamuk.   

Langkah ketiga dengan mengubur barang-barang bekas atau wadah yang tak berguna. Kalau diperkotaan langkah ketiga ini jarang dilakukan karena keterbatasan lahan. Masyarakat lebih memilih untuk membuangnya langsung. Ada juga yang menjualnya ke tukang loak keliling.

Satu lagi langkah pencegahan yang penting harus dilakuakan. Rapikan baju-baju di kamar. Jangan ada baju bergelantungan di luar lemari. Baju-baju setelah dipakai lebih baik gantungkan di luar  kamar. Sebaiknya  di tempat jemuran yang ada di luar rumah. Baju yang bergelantungan ini adalah tempat favorit nyamuk bertelur. Terutama baju berwarna gelap. 

2. PSJN (Pemberantasan Sarang Jentik Nyamuk)

Saat ini sudah banyak dibentuk Bu Mantik (petugas pemantau jentik nyamuk). Para anggota Bu Mantik ini adalah kader lingkungan puskesmas atau relawan anggota dasawiswa. Kalau bak mandi rutin dibersihkan insyaa Allah tidak ada lagi jentik nyamuk.

Untuk memberantas jentik nyamuk bisa juga dengan menggunakan bubuk Abate. Dalam abate mengandung zat larvasida. Zat ini akan membunuh telur nyamuk. Ukurannya 10 gram Abate untuk 100 liter air. Bubuk abate sudah tersedia di apotik dan dijual secara bebas.

Abate ini sangat disarankan untuk digunakan pada tandon air yang model terbuka. Penggunan Abate sangat mudah. Kemasan Abate dibuka lalu ditaburkan. Nanti bubuk abate akan menempel di permukaan dinding. Bubuk abate ini akan bertahan selama 3 bulan.





Fogging atau Pengasapan

Seluruh cara pencegahan Demam Berdarah sudah dilakukan. Namun terkadang masih ada keluarga kita atau warga di sekitar rumah yang sakit demam berdarah. Begitu ada warga yang sakit Demam Berdarah, Ketua RT harus segera lapor ke puskesmas setempat untuk minta fogging.

Fogging ini menggunakan zat kimia yang memang sudah dalam batas aman untuk manusia dan hewan. Ada beberapa hal yang harus diketahui tentang fogging agar tidak mubazir dan membahayakan kesehatan kita. 

Perlu diketahui bahwa jangkauan nyamuk Aedes Aegypti sejauh 100 m. Jadi fogging akan dilakukan mulai 100m dari rumah penderita ke arah kiri, kanan, depan dan belakang. Fogging tidak berdasarkan wilayah. Misalnya ada penderita Demam Berdarah di RT 2 maka tidak semua wilayah RT 2 akan difogging. Namun sesuai dengan rumus 100m dari rumah penderita Demam Berdarah.

Fogging ini hanya membunuh jentik-jentik dan nyamuk dewasa. Untuk telur-telur harus kita bersihkan sendiri. Maka H-1 fogging seluruh rumah yang menjadi sasaran fogging harus menguras kamar mandi. Dinding kamar mandi jangan lupa untuk disikat pada seluruh bagiannya. Termasuk di daerah sudut-sudut. Ingat bahwa telur nyamuk Aedes Aegypti biasanya menempel di dinding kamar mandi. 

Harap diperhatikan. Semua makanan, bahan makanan dan tempat minum tutup dengan rapat. Cek dengan sangat teliti sebelum petugas fogging masuk ke rumah untuk melakukan tugasnya. Hal yang sama berlaku juga untuk makanan dan minuman hewan peliharaan. 

Pelaksanaan fogging biasanya dilakukan pagi hari sekitar jam 8.00 waktu setempat. Hal ini dilakukan untuk menghindari angin. Fogging dilakukan manual dengan alat penyemprot. Petugas fogging akan masuk ke rumah-rumah sesuai dengan pemetaan 100m. Petugas fogging selama keliling akan didampingi petugas dari puskesmas dan perwakilan pengurus RT setempat.

Ketika dilakukan fogging semua penghuni rumah (manusia dan hewan peliharaan) harus keluar rumah. Ketika petugas fogging masuk rumah, semua jendela dan pintu di tutup. Bila sudah 30 menit setelah petugas fogging keluar, maka semua pintu dan jendela bisa dibuka lebar-lebar. Kipas angin boleh dinyalakan untuk menghilangkan baunya. 

Harap diperhatikan, setelah dilakukan fogging semua seprei & sarung bantal guling harus dilepas dan dicuci. Ganti dengan yang baru. Bahan kimia fogging menempel pada seprei dan bantal guling. Khawatirnya akan mengganggu pernafasan. Selain itu bayi dan balita harus diungsikan jauh dari daerah yang akan di fogging. Khawatir kalau tidak kuat dengan asapnya.   

Setelah H+3 fogging harus dilakukan pengecekan jentik nyamuk. Jaga-jaga saja kalau ada nyamuk yang bertelur setelah pembersihan bak mandi H-1 fogging. Mungkin juga ada telur yang terlewat ketika bak mandi dibersihkan. Hal ini harus dilakukan untuk memotong siklus telur ke nyamuk.

Ketika suatu wilayah sudah terjadi wabah Demam Berdarah makan fogging akan dilakukan dengan mobil. Sebagai langkah efektif karena wilayah yang harus di-fogging sangat luas. Fogging mobil (pengembunan) hanya lewat depan rumah . Maka ketika fogging mobil berlangsung semua jendela dan pintu harus dibuka. 

Begitu fogging mobil berlalu semua jendela dan pintu harus langsung ditutup. Setelah 30 menit barulah jendela dan pintu bisa dibuka kembali. Sama dengan fogging manual. Setelah H+3 harus dilakukan pengecekan jentik-jentik nyamuk juga.

Lebih mudah mencegah Demam Berdarah kan? Nggak perlu ribet fogging rumah segala. Memang lebih baik mencegah dari pada terlanjur ada yang sakit Demam Berdarah. Meskipun bukan keluarga kita yang sakit, jadi was-was juga kan kuatir ketularan. Semoga semua keluarga dan tetangga di lingkungan kita sehat selalu dan terhindar dari Demam Berdarah.


Referensi penunjang : notulen penyuluhan tentang Demam Berdarah oleh dr Tatien Tjahjandari, Kepala Puskesmas Wiyung - Surabaya.


Foto: Pinjam pakai dari Google        

Komentar

  1. Makasih Mbak Ugik, jadi tahu tentang hal-hal yang berkaitan dengan foging. Ternyata sprei dan sarung bantal harus dicuci ya?

    BalasHapus
  2. Sama-sama, Mbak.

    iya. Harus dicuci setelah fogging.

    BalasHapus
  3. Aku udah gak nyimpen air. Kalaupun nyimpen ya tutup rapat biar gak ditempati nyamuk. PRnya nih yang rapi2 kamar. Belum sempat ini #Duh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Segera diselesaikan PRnya mbak hehe. Mumpung habis ini liburan panjang.

      Hapus
  4. Benerrr Mba.
    Sosialisasi ttg upaya pencegahan DBD kudu digencarkan yaaa
    Semoga semua sehaatt

    BalasHapus
  5. MasyAllah makasih ya Mba sudah mengingatkan. Sekarang udah musim hujan. Harus semakin berhati-hati lagi ama nyamuk demam berdarah ya. Suami aku pernah sakit demam berdarah, jadi aku masih takut ama hal begitu dan berusaha untuk mencegah daripada mengobati. Semoga kita terlindungi ya mba dari bahaya nyamuk demam berdarah ini

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin.

      Kami sekeluarga juga pernah kena Demam Berdarah bergiliran. Demam Berdarah pada dewasa ini badan lebih sakit.

      Hapus
  6. Sejak kena demam berdarah 2 tahun berturut-turut pas anak anak masih kecil, aku jadi lebih perhatiin bangeet hal-hal seperti ini mbak. Kapok udah tua kena DBD.

    BalasHapus
  7. Iya sudah mulai musim penghujan, namun cuaca masih tak menentu. Kadang panas terus tiba-tiba hujan, kalau tubuh tidak dalam kondisi bagus dan kena gigitan nyamuk ini, bisa bahaya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama, Mbak. Cuaca di sini juga masih galau nggak jelas. Semoga sehat selalu Mbak dan keluarga.

      Hapus
  8. Wah iya sprei harus dicuci setelah fogging ya, aku dulu nggak.
    Anakku pernah kena DBD 3th lalu. Harus sering2 melakukan 3 M ya untuk pencegahan, apalagi di musim hujan seperti sekarang ini, banyak genangan2 air.

    BalasHapus
  9. Wah, baru tahu ternyata telur nyamuk aides ini bertahan sampai 6 bulan ya. Ngeri juga..
    Udah lama banget nggak ada fogging. Biasanya ada fogging itu pas musim anak kena DB

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah kalau sudah lama tidak ada fogging. Daerah rumah Mbak aman ini berarti.

      Hapus
  10. Saya pernah kena DBD dan sampai dirawat. Makanya sekarang kalau udha mulai banyak nyamuk, makin waspada, deh. Jangan sampai kena lagi atau gantian orang rumah yang kena

    BalasHapus
  11. dua anaku pernah kena db duh sedih banget untungnya ga kenapa2. agak parno karna inget ponakan meninggal krn db :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Innalillahi wa innailaihirojiun. Semoga anak-anak dan semua keluarga sehat semuanya ya Mbak.

      Hapus
  12. Tiap bulan diingatkan tentang pencegahan demam berdarah ketika pertemuan bulanan RT. Kalo di rumah kami udah gak ada bak kamar mandi. Pakai shower, untuk mencegah nyamuk Aedes aegypti hidup.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Enak nih mbak kalau tanpa bak kamar mandi. Lebih tenang ya.

      Hapus
  13. Saya baru tau nih tentang tata cara fogging yang benar... Selama ini kalau ada laporan yang kena db di komplek, yang difogging ya semua 1 rw...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mungkin untuk lebih amannya kali mbak. Sekalian satu RW.

      Hapus
  14. 3 M ini harus bener2 diperhatikan ya mba. Saya pernah kena DBD dan rasanya bener2 gak enak. Sampai opname 3 hari. Hiks

    BalasHapus
    Balasan
    1. DBD pada orang dewasa emang badan lebih sakit semua.

      Hapus
  15. Iya nih jelang musim hujan gini banyak nyamuk ya mbak huhuhu. Emag kudu bener2 ngurangin barang di rumah dan kudu menjaga lingkungan jg. Sebenarnya aku gak terlalu suka fogging hehe, jd kdng cuma bagian luar selokan dan halaman yg aku mintasemprot

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku juga nggak suka fogging. Baunya ini loh berasa nempel terus. Kalau memang merasa dalam rumah sudah bersih ya nggak apa-apa fogging di luar rumah saja.

      Hapus
  16. Anakku pernah kena DBD, mba. Dan ini bikin aku sedih banget. Memang lebih baik untuk melakukan 3M ini

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak. Mending ngelakuin 2M kalau menurutku.

      Hapus
  17. 3M udah kadang tapi kalau masalah dbd kalau g di fogging rasanya kurang afdol . Sayangnya kalau di rumahku masak difogging depannya doang :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jendela dan pintunya dibuka saja pas fogging, Mbak. Lumayan bisa masuk asapnya.

      Hapus
  18. Beberapa waktu lalu sempat mewabah demam berdarah di komplek perumahan kami. Beberapa anak juga kena. Sempat mau mengajukan untuk dilakukan fogging ke desa tapi belum disetujui

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga segera disetujui permintaan fogging-nya ya Mbak.

      Hapus
  19. Putriku Yasmin pernah 2 kali kena demam berdarah.
    Sedih banget dan merasa bersalah.
    Apalagi pas mau diinfus, ketemu staff perawat yang belum kompeten mencari lokasi pembuluh darah.
    Tubuh Yasmin disuntik beberapa kali, dan doi sangat kesakitan.

    Setuju, mencegah lebih baik daripada mengobati!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sedih banget baca ini Mbak. Semoga Yasmin sehat selalu dan terhindar dari segala penyakit.

      Hapus
  20. musim hujan kayak begini muali banyak nyamuk
    jadi memang penting banget jaga lingkungan biar terhindari dari dbd
    makasih tipsnya mba ugik

    BalasHapus
    Balasan
    1. sama-sama mbak. Semoga Kak Ria dan keluarga selalu sehat.

      Hapus
  21. jadi inget waktu fogging begini, saya bawa kucing2 peliharaan jalan2 yg jauh agar tidak kena asapnya. yg gokil, di mobil jg bawa kurungan burung dan segala burung di rumah. wkwkw. kudu waspada dbd dg berantas nyamuk dan fogging berkala

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama Mbak. Aku juga pernah kayak gitu pas foging hehe.

      Hapus
  22. Musim hujan memang sarang nyamuk demam berdarah, harus jaga kebersihan dengan cermat terutama yg ada airnya. Kalau di lingkungan rumahku fogging tiap bulan mba, walau tidak ada yg terkena demam berdarah.

    BalasHapus
  23. Istri bos aku lagi suspect DB, padahal mereka tinggalnya di apartemen. Jadi ternyata siapa aja bisa kena DB bahkan meski lingkungan bersih tapi ada air tergenang bisa jadi tempat nyamuk DB bersarang

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya ya mBak. Padahal tinggal di apartemen masih tetap bisa kena Demam Berdarah. Semoga segera sembu istri bosnya Mbak Sandra.

      Hapus

Posting Komentar