Curhat di Blog untuk Mental Sehat



Setiap orang pasti pernah mengalami stress. Mulai dari anak-anak sampai usia lanjut. Baik pria atau wanita. Tidak ada pengecualian. Kadar stress tiap orang berbeda-beda. Ada yang ringan, agak berat, berat dan sangat berat. Urusan sepele terkadang bisa memicu bikin stress. Namun pada orang tertentu butuh masalah besar sebagai pemicu munculnya stress. Ada kalanya stress ini dalam kondisi 'tidur'. Nanti kalau ada pemicunya, baru akan muncul. 

Konon kabarnya perempuan yang paling mudah stress. Itu hanya konon kabarnya. Eh tapi kenapa saya merasa betul ya. Perempuan paling gampang tersulut emosi. Hanya saja perempuan juga paling mudah menghilangkan stress. Cukup dengan minum segelas coklat hangat atau bersenandung ringan stress bisa hilang. 

Setiap orang memang mempunyai cara-cara tersendiri. Kalau saya sih cara paling mudah melepaskan stress dengan curhat lewat tulisan. Jaman awal saya ngeblog, tulisannya curhat semua. Segala yang bikin sedih, bingung, marah atau benci ditulis. Memang benar, menulis bisa bikin lega. Segala perasaan negatif yang mengganjal langsung hilang entah kemana.   

Curhat di blog memang enak. Tulisan tak akan hilang. Bertahun-tahun kemudian, saat saya baca curhatan di blog ini bisa senyum-senyum sendiri. Bahkan terkadang sampai ngakak. Ya ampun ternyata aku dulu penah lebay. Patah hati sampai segitunya. 

Namun ada yang harus diperhatikan. Ada aturan yang harus ditaati saat curhat di blog. Jangan asal tulis dan posting. Aturannya adalah sebagai berikut: 

1. Tidak Langsung Posting
Namanya curhat ya sudah tuliskan saja semua yang ada dipikiran. Luapkan segala yang tersimpan di hati. Biar puas. Ya memang benar. Tulis saja semua yang sedang dirasakan dan dipikirkan. Hanya saja jangan langsung diposting. Biarkan saja tersimpan di draft. Kan lagi emosi. Biasanya apa yang ditulis tidak bisa tersaring dengan baik secara logika. Seringkali emosi juga ikut terlibat.

Endapkan dulu tulisan di draft. Ingatlah blog memang tempat curhat tapi draft adalah keranjang sampah untuk membuang semua keluh kesah. Keranjang sampah adalah tempat pembuangan sementara. Sampah ini harus dipilah-pilah. Begitupun draft blog. 

Saat emosi sudah tenang, baca kembali draft blog. Pilih kembali mana bagian yang layak untuk dibaca orang banyak dan mana yang harus disimpan untuk diri sendiri. Ada aib yang harus disembunyikan. Jejak digital itu abadi. Sembunyikan aib serapi mungkin. Jangan sampai mempermalukan diri sendiri. Ini prinsip saya. Kita tidak pernah tahu apa yang terjadi di masa depan. Bisa jadi nanti kita sedang punya karir bagus malah terganjal dengan aib yang pernah kita tulis sediri. Konyol banget kalau sampai terjadi yang demikian.       

2. Ruang Public vs Pribadi
Hal ini berkaitan dengan jejak digital yang abadi. Begitu tulisan diunggah ke dunia maya akan tetap ada. Tak akan pernah hilang. Maka biasakan untuk setting 'read only me' untuk tulisan curhat. Kita menulis untuk mengeluarkan masalah yang mengganjal dalam diri ini. Jangan sampai tulisan kita bisa menyebabkan masalah baru. Bahkan mungkin malah jadi masalah baru yang sangat mengganggu.

Biarkan saja hanya diri sendiri yang bisa membaca curhatan kita. Seperti layaknya buku diary. Curhat di blog berarti kita sudah menganggap blog seperti diary. Maka kerahasiannya harus dijaga. Tak perlu orang tahu tentang permasalaan kita. Tenang saja. Kita tidak punya kewajiban  untuk menceritakan semua masalah kita pada orang lain. Biarkan saja orang bertanya-tanya. Kita tidak punya kewajiban untuk menjelaskan. Toh kalaupun mereka tahu tentang masalah kita, belum tentu juga bisa membantu. Kasih solusi belum tentu, digibahin sudah pasti.     

3. Tersamar
Salah satu senior di sebuah komunitas pernah dituntut tetangganya di pengadilan. Akar masalahnya karena curhatan beliau di blog. Sang Senior ini memang tidak menyebut nama dengan jelas. Namun menyebutkan inisial plus ciri-ciri rumah. Beliau juga menggambarkan area perumahannya secara detail. Beliau sebenarnya 'hanya' menceritakan fakta tentang perilaku si tetangga yang menyebalkan. Kebetulan si tetangga membaca blog tersebut dan langsung membawa masalah ini ke pengadilan.

Saat itu padahal belum ada Undang-Undang ITE. Apa kabar sekarang? Orang bisa dengan mudah melaporkan orang lain dengan alasan pencemaran nama baik. Sebagai seorang bloger harus paham juga dengan Undang-Undang ITE. Jangan sampai gara-gara curhat remeh di blog bisa membuat kita masuk bui. Nauzubillah minzalik. Jangan sampai terjadi. 

Saat curhat di blog tentang seseorang atau sesuatu lebih baik disamarkan identitasnya. Pakai nama pengganti. Tidak perlu menggambarkan terlalu detail tentang sosok seseorang tersebut. Jika curhat tentang suatu tempat, tidak usah digambarkan secara detail pula. Buatlah sesamar mungkin. Lebih baik pakai nama pengganti. Beberapa bloger biasanya memakai trik, 'menurut cerita teman saya' untuk memulai. Seakan-akan, kita hanya sebagai perantara atas cerita orang lain. Padahal tulisannya merupakan curhatan sendiri. Cara ini lumayan aman saat ingin mengunggah tulisan untuk dibaca khalayak ramai. Meski begitu tetap harus hati-hati sekali. Jangan sampai salah tulis.    

4. Final Editing
Sebelum tulisan diunggah baca sekali lagi. Pikirkan masak-masak apakah tulisan memang perlu dibaca orang lain atau untuk dibaca sendiri. Kalau niatnya untuk menegur halus seseorang ya memang harus diunggah di blog. Tujuannya tentu saja agar yang bersangkutan membaca dan sadar. Hanya saja perlu disadari belum tentu yang bersangkutan membaca blog kita. Meskipun dia baca, belum tentu juga akan sadar. Siapkah akan kenyataan tersebut? Siap tidak siap ya harus siap. Daripada makan hati.

Ini adalah pos pemerikasaan terakhir sebelum klik posting. Harus dipikirkan dengan matang. Hati-hati jangan sampai tidak sengaja ke klik. Ah gampang kalau terlanjur klik publish kan bisa diset 'masuk' draft lagi. Memang betul. Namun terkadang kita tidak pernah tahu kapan  sadar kalau sudah klik publish. Sudah berapa orang yang terlanjur membaca tulisan tersebut. Bisa jadi kita punya silent reader yang selalu setia menunggu up date terbaru tulisan kita.

Perlu dipahami bahwa tujuan kita menulis di blog adalah untuk curhat. Melepaskan beban masalah biar sedikit lega. Jangan sampai malah akan membawa masalah baru dalam hidup. Urusan menulis curhat di blog memang paling aman kalau hanya tersimpan di folder. Toh tujuan kita kan hanya buang sampah masalah. 

Jadi meski tak perlu dibaca orang lain tak masalah. Kita harus buang sampah masalah agar mental tetap sehat. Kita kan butuh tetap waras biar bisa hidup bahagia. Urusan bahagia tak perlu menunggu dibahagiakan orang lain. Kita harus bisa membahagiakan diri sendiri. Kita juga harus berjuang agar mental tetap sehat. Demi keluarga tercinta. Kalau sampai mental kita tidak sehat tentu sangat berbahaya. Rumah tangga bisa goncang. Rawan terjadi 'perang dunia ketiga'. Saat terjadi sedikit masalah meski sepele bisa memicu badai amarah. Gak bahaya ta?  











Komentar