Museum Bank Indonesia Jakarta, Museum Perbankan, Moneter dan Ekonomi Indonesia


Setelah sekian lama, terwujud satu lagi satu impian saya. Masuk ke Museum Bank Indonesia di kawasan Kota Tua - Jakarta Utara. Sudah lama ingin ke sini kalau pas lihat foto teman-teman di instagram atau blog. Saya ke sini ketika acara Netizen Festival Bank Indonesia 2019 bulan maret 2019 dan baru sempat ditulis sekarang.

Katanya, kalau masuk ke sini akan terasa kembali ke jaman Belanda. Ternyata benar adanya. Dari luar sudah terlihat gedung dengan ciri khas arsitektur kolonial. Gedung tinggi dengan pilar-pilar tinggi menjulang. Pintu dan jendela besar berjejer angkuh.

Begitu masuk museum. Saya semakin takjub dengan interior bangunan ini yang masih asli sentuhan Belanda. Furniture bangunan ini juga masih banyak yang menggunakan model kolonial dan Jawa klasik. Meja kursi dari kayu jati tebal masih terawat dengan baik.

Jujur. Saya tidak konsentrasi mendengarkan Mbak pemandu yang menjelaskan berbagai koleksi Museum Bank Indonesia. Saya asyik mengagumi setiap jengkal bangunan ini. Mohon maaf Mbak Pemandu. Tidak ada maksud mengabaikan perkerjaan Anda. Mata saya saja yang susah dikendalikan.

Sejarah Bank Indonesia

Museum Bank Indonesia ini adalah bekas gedung De Javasche Bank (DJB). Lembaga perbankan pertama di Hindia Belanda. Saat itu Pemerintah Kolonial Hindia Belanda ingin menertibkan sistem pembayaran di masyarakat luas.

Bagian informasi


Raja Willem 1 menerbitkan Surat Kuasa no 85 (oktroi) pada tanggal 29 Desember 1826. Oktroi ini memerintahkan Komisaris Jenderal Hindia Belanda agar segera berunding dengan Pemerintah Hindia Belanda untuk membentuk bank. Maka berdirilah De Javasche Bank pada tanggal 11 Desember 1827 bedasarkan oktroi pertama dari Komisaris Jendral untuk DJB (Surat Keputusan Komisaris Jenderal no 28).

Gedung ini pernah beralih fungsi beberapa kali setelah Indonesia merdeka. Gedung ini juga sempat terbengkalai lama. Lalu terbitlah keputusan bahwa gedung ini sebagai cagar budaya Jakarta sesuai dengan SK Gubernur Provinsi DKI Jakarta no 475 tahun 1993. Tak lama kemudian Bank Indonesia memutuskan gedung ini dipakai sebagai Museum Bank Indonesia.    

Museum ini pertama kali dibuka pada tanggal 15 Desember 2006. Namun museum baru dibuka secara resmi pada tahun 2009. Peresmiannya dilakukan oleh Presiden Republik Indonesia Bapak Susilo Bambang Yudoyono. 

Bank Indonesia membutuhkan waktu 3 tahun untuk penyempurnaan tata letak koleksi museum. Ada tambahan pula media interaktif agar lebih menarik lagi informasi yang disajikan. Museum ini terdiri dari 2 lantai. Penataan museum dikelompokkan berdasarkan tema ekonomi, moneter dan perbankan

Lantai 1

Bagian loket tepat di depan tangga. Semua barang bawaan harus dititipkan. Kami hanya boleh membawa ponsel, kamera dan dompet. Flash tambahan tidak diperbolehkan untuk dibawa. Kami juga diperingatkan jika ambil foto dalam museum tidak boleh menggunakan flash.

Ruang koleksi mata uang kertas


Benar adanya. Begitu masuk, kami seakan terlempar ke jaman Belanda. Ada ruang duduk untuk menunggu antran. Meja teller bank yang panjang lengkap dengan diorama para pegawai Belanda menggunakan setelan jas necis. Dibalik teller, ada berbagai meja kursi untuk para clerk. Saya susah berpaling dari interiornya, Atapnya tinggi banget. Kalau bangunan saat ini sudah jadi 2 lantai ruangan ini.

Lantai 1 ini temanya tentang perbankan. Saya paling terpesona dengan batangan emas yang ditumpuk rapi di ruang sebelah. 1 batang ini seberat 1,5kg. Meski hanya prototype kaget juga. Ternyata ada batangan emas kiloan. Selama ini. saya tahunya hanya yang gram.

Masih di lantai yang sama ada ruangan khusus mata uang yang dipergunakan di Indonesia. Baik mata uang logam ataupun emas. Koleksi mata uangnya dari jaman kerajaan, penjajahan Belanda, penjajahan Jepang, Jaman awal kemerdekaan sampai mata uang terbaru. Lengkap.

Ruangan di sini cahayanya temaram karena menjaga koleksi uang yang usianya sudah ratusan tahun. Kami dijaga ketat selama di sini agar tidak memfoto menggunakan flash. Semua koleksi di sini tidak bisa dipegang karena sudah dilindungi kaca atau plastik. 

Lantai 1 ini banyak diorama manusia. Agak merinding kalau pas sepi. Untung kami berombongan. Jadi seru saja. Ada berbagai diorama pelayanan perbankan. Lengkap dengan ruangan pemimpin bank. Ada juga diorama negosiasi antara pegawai bank dan nasabah. Saya jadi bisa amembayangkan operasional bank jaman dulu. 

Diorama rapat pimpinan bank


Lantai 2

Puas keliling lantai 1. Kami naik ke lantai 2. Ketika menyusuri balkon, barulah saya disuguhi pemandangan yang cantik. Gedung museum Bank Indonesia ini ternyata tidak semuanya tertutup. Pada bagian tengah ada ruangan terbuka yang di kelilingi taman. Saya suka sekali menyusuri balkon dengan banyak tiang tinggi bercat putih.

Namun tak bisa berlama-lama, kami harus segera masuk lagi ke ruang pameran. Lantai 2 ini temanya ekonomi dan moneter. Berbagai sistem perekonomian yang digunakan Indonesia disuguhkan di sini. Mulai dari jaman pemerintah Belanda juga dipamerkan. 

Naik turun perekonomian Pemerintah Indonesia mulai dari baru meredeka hingga saat ini juga disajikan. lengkap dengan sejarah pertahun. Ada banyak media interaktif yang disuguhkan di lantai 2. Sudah dilengkapi dengan audio pula. Cukup mendengarkan saja. Kita sudah paham dengan informasi yang diberikan.   

Bisa dibilang ini area anak muda. Para remaja yang mengunjungi museum ini tidak akan pernah bosan berkeliling di lantai 2. Interior ruangan lebih ceria dengan aneka warna genjreng yang menarik. Design masa kini yang membuat kesan tua gedung ini tersamar.

Balkon tengah


Banyak spot menarik di berbagai sudut. Bagus sekali untuk foto. Ruangannya juga lebih terang. Bukan sekedar karena warna cat yang warna warni. Sinar matahari masuk dengan berlimpah. Pengunjung juga diperbolehkan foto dengan menggunakan flash  di area lantai 2.

Selain ruang pamer, Museum Bank Indonesia juga ada ruang penitipan barang, kios buku dan cideramata, ruang auditorium, cafe serta ruang serbaguna. Setiap hari pada jam 08.00, 10.00 dan 13.00 WIB ada tour dengan pemandu. 

Museum Bank Indonesia buka hari Selasa - Minggu jam 08.00 - 15.30 WIB. Hari senin dan libur nasional tutup. Harga tiket masuk Rp 5.000. Bagi pelajar, mahasiswa, anak usia kurang dari 3 tahun dan pengunjung rombongan gratis. Pengunjung rombongan ada syarat dan kententuannya untuk mendapatkan tiket gratis.

Bagi Anda yang mau ke sini siapkan waktu luang yang lama. Area Museum Bank Indonesia luas. Isinya juga lengkap. Nggak asik kalau harus buru-buru karena mengejar waktu. Jangan lupa pakai sandal atau sepatu yang nyaman agar kaki nyaman dan tidak lecet. Lumayan capek juga keliling seluruh museum 



Foto : koleksi pribadi

Referensi tambahan : www.bi.go.id 

Komentar