Sejarah Lontong Balap Surabaya

lontong balap enak surabaya
Lontong balap adalah salah satu masakan kondang dari Surabaya. Para traveller yang singgah di Surabaya tak akan lengkap bila belum mencicipi makanan ini. Kuliner nikmat yang sudah hadir sedang jaman dahulu tak terhingga.

Dahulu, lontong balap termasuk makanan rakyat jelata. Para penjual berkeliling di kampung-kampung. Ada yang menggunakan pikulan banyak juga yang memakai gerobak dorong. Namun sekarang, sudah tak ada penjual lontong balap yang menggunakan pikulan. Ketika berkeliling, biasanya penjual berteriang 'lontong... balap...' sambil memukul piring dengan sendok.

Kenapa sih namanya lontong balap? Konon pada jaman dahulu... para penjual lontong balap tinggal dalam satu kampung. Setiap pagi mereka berangkat secara bersamaan. Para penjual ini saling berebut mencari tempat paling strategis untuk berjualan atau kampung yang paling banyak pembelinya. Mereka balapan untuk sampai ke tempat-tempat tersebut. Perjanjiannya, siapa yang lebih dahulu sampai di suatu tempat maka dia yang berhak berjualan di sana selama sehari itu. Dari sinilah nama lontong balap muncul.

Makanan sederhana ini sangat simple. Dalam satu piring terdiri dari lontong dan tahu goreng yang dipotong kecil. Lalu disiram sayur kecambah dan kuah segar. Sebagai tambahan diberi lentho goreng dan sate kerang. Tak lupa ditambahkan sambel petis. Ada dua versi penyajian sambel petis ini. Ada yang sambel petis ditambah sedikit kuah lalu diaduk rata baru dimasukkan komponen lontong balap diatas dan ditambah kuah lagi. Versi kedua, semua komponen dimasukkan baru ditambahkan sambel petis di sisi piring.

Kunci kelezatan lontong balap ada di kuah. Bumbu kuah ini sama dengan sayur sop hanya saja ditambahkan kecap sebagai tambahan. Bila komposisi bumbu dan kecap pas di lidah. maka keseluruhan rasa lontong balap akan nikmat hingga sesapan kuah terakhir. Selamat mencoba!

NOTE :
Pikulan = bahasa Jawa untuk penjual yang membawa barang dagangan menggunakan bambu panjang yang diletakkan di bahu. Aneka bahan lontong balap diletakkan di keranjang anyaman bambu. Satu keranjang bambu lagi untuk membawa panci kuah. Kedua keranjang ini diberi tali lalu dikaitkan ke bambu yang ada di bahu penjual.

Foto: koleksi pribadi dengan menggunakan Asus Zenfone4

Komentar