Review Drama Mental Couch Je Gal

Je Gal-gil (Jung Woo) seorang motivator terkenal. Buku hasil karyanya banyak terjual. Dahulu, Dia adalah atlit judo. Sayang saat mahasiswa dia menjadi 'atlet sansak'. Saat itu Je Gal seorang atlet yunior. Program pelatihnya saat itu adalah Gu Tae-man (Kwon Yul) harus mendapat medali emas. Ini berarti semua yuniornya harus mengalah dan 'jadi sansak'

Je Gal tak terima dengan keputusan Pelatih. Dia merasa mampu untuk menang. Kemampuan dan kekuatannya tak kalah dengan Tae-man. Je Gal berjuang sekuat tenaga. Akhinya Je Gal dan senior Gu bertemu di final. Je Gal berjuang mati-matian untuk menang. Akhirnya Je gal kalah angka sesuai keputusan wasit. Sudah kalah, badan  penuh luka. Kakinya bahkan patah. Padahal Je Gal sudah yakin kalau dia menang angka. Dia merasa dicurangi wasit.

Titik Balik
Je Gal merasa frustasi. Dia selalu mendapat penganiayaan dari seniornya selama berlatih judo. Sebenarnya bukan hanya Dia. Semua yunior mengalami perlakuan kasar dari senior dan pelatih. Apalagi saat ini Je gal melawan perintah pelatih untuk mengalah dari senior Gu. Sudah terbayang pemukulan yang akan diterima lebih banyak dan lebih berat. Je Gal tenggelam dalam depresi berkepanjangan.

Saat Je Gal opname di rumah sakit. Bukan hanya luka fisiknya yang diobati, dia juga diobati oleh seorang psikiater. Depresi yang dialaminya sudah dalam batas yang berbahaya. Pada puncak depresi Je Gal berusaha bunuh diri di rumah sakit. Psikiater penanggung jawabnya, Park Seung-ha (Park Se-young) dimarahi oleh dokter atasannya. Bahka dr Park dipukul karena dianggap teledor. Kejadian ini dilihat langsung oleh Je Gal. Saat Je Gal mendekat untuk minta maaf, dr Park malah menangis. dr Park kecewa dengan perbuatan Je Gal. Dia merasa gagal selama ini merawat Je Gal.

Je Gal merasa bersalah melihat dr Park menangis seperti itu. Je Gal berjanji pada dirinya sendiri harus bangkit. Dia tak mau melihat dr Park menangis lagi. Je Gal memutuskan keluar dari Rumah sakit. Kaki kanannya masih tak bisa berjalan sempurna. Dia harus dibantu tongkat untuk berjalan. Dia pun tak bisa lagi berjudo untuk selamanya. Namun hal tersebut tidak mempengaruhi psikologisnya. Janji sudah ditepati. Je Gal menjadi motivator terkenal saat ini. Dia bersama Sang Ayah membuka Cafe No Medal. Dia juga menolong para atlet yang terluka parah dan harus pensiun sebagai atlet.

Pertolongan
Suatu hari Je Gal didatangi oleh Cha Moo-tae (Kim Do-yoon). Moo-tae salah satu sahabat saat kuliah yang hilang kontak sudah lama. Moo-tae dan Je Gal sama-sama menjadi atlet judo yunior. Ternyata saat Je gal keluar. Moo-tae juga berhenti dari judo. Ayah Moo-tae meninggal, pria muda ini harus bekerja untuk menjadi tulang punggung keluarga.

Moo-tae meminta tolong Je Gal untuk menolong adiknya, Cha Ga-eul (Lee Yoo-mi). Ga-eul adalah atlit ice skating peraih medali emas. Selama 4 tahun terakhir karirnya sebagai atlit stagnan. Tidak ada prestasi yang diraih sejak gadis itu terluka saat bertanding. Moo-tae menduga ada masalah psikis pada adiknya.

Tentu saja Je Gal langsung menyanggupi permintaan Moo-tae. Je Gal berhutang budi pada lelaki ini. Saat menjadi sesama atlet junior, Moo-tae selalu membantu atau melindungi Je Gal saat dipukuli Senior Gu Tae-man. 

Ternyata tidak mudah menolong Cha Ga-eul. Je Gal sangat sulit mendekati gadis ini karena sikap denial. Ga-eul merasa baik-baik saja dia tidak butuh pertolongan. Je Gal melakukan pendekatan perlahan-lahan. Je Gal juga melakukan penyelidikan sambil menunggu Ga-eul mau terbuka padanya.

Ternyata ada banyak masalah di pusat pelatihan ice skating. Mulai dari official, pelatih sampai pucuk pimpinan organisasi. Je Gal marah saat tahu bahwa para atlet ice skating dijadikan komoditi. Mereka dimanfaatkan untuk menarik uang sebanyak-banyaknya dari para sponsor. Apalagi Je Gal tahu kalau Gu Tae-man mempunyai kekuasaan tinggi dalam organisasi atlet Korea.

Je Gal tahu betul perilaku Tae-man. Je Gal menyelidiki lebih dalam dan ternyata benar dugaannya. Para atlet tidak diperlakukan sebagai manusia. Mereka hanya dianggap sebagai obyek peraih mendali emas. Kesehatan fisik dan mentalnya diabaikan. Je Gal tidak mau para atlet Korea mengalami nasip seperti dirinya dulu. Je Gal mendaftarkan sebagai Mental Coach di pusat Pelatihan Atlet Nasional.

Perjuangan
Je Gal-gil diterima sebagai salah satu Mental Coach. Tim mental coach hanya 3 orang termasuk dirinya. Padahal ada ratusan atlet yang ada di Pusat Pelatihan ini. Ketua tim adalah dr Song Ji-man (Cha Soon-bae). Anggota tim satu lagi yaitu dr Park Seung-ha (Park Se-young). dr Park psikiater Je Gal dahulu kala. Je Gal bahagia mampu membuktikan ke dr Park kalau sekarang dia baik-baik saja. Padahal dr Park sudah tahu kiprah Je Gal yang sukses sebagai motivator.

Tugas pertama Je Gal menangani atlit renang Lee Mu-gyeol (Moon Yoo-kang). Mu-gyeol mengalami atlit sindrom. Mu-gyeol atlit renang langganan juara yang tiba-tiba tidak bisa berenang. Dia mengalami kepanikan jika masuk ke kolam renang. Penyebabnya ternyata karena anak muda ini takut kalah. Je Gal yang menerapkan metode yang aneh untuk menerapi Mu-gyeol. Dia tidak menggunakan kaidah ilmu psikiatri hingga diproses banyak orang.

Je Gal satu-satunya mental coach yang tidak berlatar belakang psikiater. Kenapa bisa masuk? Ternyata ada campur tangan Gu Tae-man. Pria ini sengaja memasukkan Je Gal untuk menjatuhkan namanya sebagai motivator. Tae-man masih marah karena Je Gal tahu kebobrokan Divisi ice skating. Bahkan Je Gal berani menendang Pelatih Oh Dal-seong (Heo Jung-do). Pelatih Oh adalah pelatih khusus tim ice skating yang akan bertanding ke Olimpiade Musim Dingin.

Pelatih Oh ketahuan memukul Ga-eul. Je Gal langsung marah besar. Saat Ga-uel sudah menerima untuk ditolong Je Gal. Barulah Ga-eul cerita semuanya. Pelatih Oh selalu melakukan kekerasan pada semua atlit ice skating. Pelatih ini melakukan kekerasan verbal, fisik dan seksual. Ga-eul mengalami semuanya. Permasalahan Ga-eul ternyata komplek dan rumit.

Permasalahan yang dialami oleh Mu-gyeol ternyata juga sama beratnya dengan Ga-eul. Ayah Mu-gyeol ketua organisasi renang Korea. Ada tuntutan besar yang ditanggung anak lelaki ini. Selain itu Ibu Mu-gyeol korban KDRT pada wanita. Mu-gyeol ternyata sejak kecil sering dimarahi dan dipukul Ayahnya.

Pelepasan
Mental coach Je Gal mati-matian membantu Ga-eul dan Mu-gyeol menghadapi masalah-masalahnya. Coach Je Gal bahkan sampai mengabaikan keselamatan dirinya. dr Park marah besar mengetahui hal ini. Je Gal juga terancam dipecat oleh ketua dr Song. Je Gal dianggap terlalu dalam mencampuri urusan pribadi atlitnya.

Kenapa Je Gal sampai segitunya saat membantu para atlit? Ternyata Je Gal mempunyai trauma tersembunyi. Coach Je Gal pernah mendampingi seorang atlit yang mengalami kekerasan dari pelatihnya sampai depresi.

Sayang, atlit tersebut bunuh diri saat masa konseling. Hal inilah. yang membuat Coach Je Gal masih merasa bersalah sampai sekarang. Untung dr Park segera menyadari tersebut. dr Park langsung memberi terapi pada Je Gal agar 'melepaskan beban' tersebut. Setelah mampu release. Coach Je Gal tidak merasa terbebani untuk 'harus' memperbaiki kehidupan para atletnya.

Kehidupan
Drama ini menampilkan kehidupan atlet secara komplek. Bukan sekedar latihan untuk menang saat bertanding. Mereka juga harus berjuang menghadapi pelatih, pengurus dan sponsor. Tidak semua pelatih itu baik. Ada yang melakukan tekanan luar biasa. Bahkan ada juga pelatih yang melakukan penganiayaan bukan sekedar pemukulan.

Bagi atlet yang keluarganya tidak mampu lebih berat lagi. Mereka harus mencari nafkah disela-sela latihan yang berat. Apalagi kalau masih atlet pemula dan belum punya sponsor. Mereka harus menanggung semua biaya peralatan dan segala kebutuhan sendiri. 

Seorang atlet yang sudah dapat sponsor harus dipertahankan sekuat tenaga. Ini berarti harus tetap menang saat bertanding. 

Komentar