Review Drama Duty After School

review drama duty after school

Ada bola-bola ungu yang muncul di langit seluruh penjuru dunia, kecuali di Rusia dan kutub utara. Bola ajaib ini muncul pertama kali satu tahun yang lalu. Selama ini tidak pernah ada efek apapun. Keberadaan bola-bola tersebut dianggap 'hiasan' di langit.

Sampai suatu beberapa buah bola ungu jatuh. Salah satunya di pinggir kota Seoul. Bola ungu sebesar rumah jatuh di kawasan tanah lapang. Tentu saja tim peneliti dan tentara diturunkan untuk menyelidiki bola raksasa tersebut. 

Tiba-tiba bola ungu terbuka. Sejenis alien besar memakan manusia yang ada di dekatnya. Seluruh tim penelitian dan tentara meninggal. Tinggal Komandan Lee Chun-ho yang tersisa dengan luka parah. Peristiwa tersebut meninggalkan trauma pada diri Komandan Lee. Tentara muda ini merasa gagal menjalankan tugas melindungi anak buah dan seluruh tim penelitian.

Tentara Cadangan

Peristiwa bola ungu ini di Seoul ternyata sama dengan bola-bola yang jatuh di negara lain. Setelah kenyang, Alien tersebut kembali membentuk bola besar dan menyelubungi dirinya. Bola ungu tersebut berfungsi seperti kepompong. Maka pemerintah Korea Selatan memutuskan untuk membentuk tentara cadangan. Menimbang bahwa makhluk tersebut mampu membinasakan satu peleton dalam hitungan menit. Namun peristiwa yang sebenarnya tetap disembunyikan oleh pemerintah Korea dan negara-negara lain. Hal ini terpaksa dilakukan agar masyarakat tidak panik. 

Tentara cadangan terdiri pada para tentara wamil (wajib militer), mantan wamil dan siswa SMA kelas 3. Golongan terakhir ini yang sempat menjadi pertentangan para pengajar dan orang tua. Tentu saja para murid. Para murid kelas 3 sedang fokus ke ujian masuk perguruan tinggi. 

Lalu turunlah keputusan dari Menteri Pendidikan ujian masuk Peguruan Tinggi dibatalkan untuk sementara waktu. Bagi para murid kelas 3 akan mendapat poin tambahan untuk masuk ke Universitas favorit, jika bersedia mengikuti latihan sebagai tentara cadangan. Banyak murid SMA kelas 3 tertarik dengan poin tambahan ini dan bersedia ikut pelatihan.

Pelatihan tentara cadangan dilakukan selama 4 minggu. Selama itu, murid-murid menginap di sekolah. Para murid kelas 3 tetap belajar sari pagi sampai siang. Latihan tentara cadangan dilakukan siang sampai sore, seusai jam sekolah. Murid kelas 1 dan 2 diliburkan dan sekolah online di rumah. Begitu juga dengan murid kelas 3 yang tidak ikut pelatihan. Sekolah online di rumah.

Tokoh utama dalam drama seri ini adalah semua murid kelas 3-2 SMA Sungjin. Ternyata semua murid 3-2 ikut pelatihan ini. Motivasi mereka turut serta berbeda-beda. Ada yang suka rela ikut demi bisa melihat Komandan Lee setiap hari. Dua orang anak dari keluarga tentara, merasa ini sura jadi panggilan negara. Banyak juga yang ikut agar dapat point tambahan masuk universitas dambaan. Paling parah alasan yang terakhir. Terpaksa ikut karena dipaksa orang tua dengan alasan dari pada cuma rebahan di rumah lebih baik ikut pelatihan.

Bukan Pelatihan Biasa

Episode pertama banyak sekali adegan komedi. Saya malah mikir, apa ini drama komedi yang menyamar dengan setting action atau genre dark comedy. Latihan militer yang berat malah dijadikan bahan becanda oleh para murid. Komandan Lee Chun-ho (Shin Hyun-soo) dan wakil Komandan Kim Won-bin (Lee Soon-won) sampai emosi jiwa melihat kelakuan mereka. Apalagi Komandan Lee menjadi Komandan peleton kelas 3-2. Komandan muda ini makin stress. Untung ada wakil Komandan Kim yang sangat memahami jiwa anak muda. Para murid biasanya memanggil wakil Komandan Won-bin. Namanya dianggap lebih cocok dipanggil Won-bin.

Karakter murid 3-2 memang banyak yang konyol. Ada saja tingkah mereka yang lucu. Meski bikin senewen tapi Komandan tidak bisa marah. Meski seringkali bicara sambil membentak tapi tidak marah betulan. Hanya menegakkan wibawa. Untung ada Bu Park Eun-young (Im Se-mi), wali kelas 3-2. Ibu guru muda ini seperti Ibu mereka selama pelatian. Tempat berkeluh kesah dan bermanja anak-anak.

Anak-anak pada mulanya selalu banyak mengeluh. Badan sakit semua, makanan tidak enak, tempat tidur tidak nyaman dan banyak lagi. Lama kelamaan para murid bisa menerima semua keadaan tersebut. Mereka bisa tidur nyenyak, makan dengan lahap dan menjalani latihan fisik yang keras tanpa mengeluh. Mereka juga sudah bisa fokus latihan menembak. Mereka hanya menunggu hari terakhir pelatihan dan pulang kembali ke rumah. 

Suatu malam, ada sebuah bola ungu yang jatuh di halaman sekolah. Kebetulan ada 3 siswa yang berada di luar sekolah saat itu. Posisi bola ungu pas di dekat 3 siswa tersebut berada. Mereka shock tak mampu berpikir dan bergerak. Saat mulai sadar mereka bertiga malah sibuk berdebat. Tiba-tiba bola terbuka dan muncul makhluk aneh dan besar. Jang Young-hoon (No Jong-hyun) tertangkap makhluk tersebut dan berusaha melepaskan diri. Kedua temannya ketakutan dan tak mampu bergerak untuk menolong.

Young-hoon akhirnya meninggal. Saat sadar dan berusaha melarikan diri, Kim Chi-yeol (Kim Ki-hae) tertangkap kakinya. Chi-yeol meronta ketakutan, untung segera diselamatkan Komandan Lee. Chi-yeol selamat dan tidak terluka tapi mengalami shock berat. Apalagi pihak militer meminta kedua anak yang selamat untuk merahasiakan peristiwa ini. Jang Young-hoon dikabarkan kalau pulang ke rumah karena tiba-tiba sakit.

Chi-yeol masih tidak bisa menerima kematian Young-hoon. Chi-yeol dan Young-hoon tidak berteman dekat. Namun keduanya berasal dari SMP hang sama. Pernah satu kelas. Beberapakali main game bareng di warnet saat pulang sekolah. Chi-yeol sering melamun dan gagal fokus. Setiap tidur selalu mimpi buruk. Seharusnya Chi-yeol harus konsultasi psikiater. Apa daya keadaan tidak memungkinkan. Hanya pelukan dan hiburan Bu Park yang menenangkan. 

Bukan Latihan Perang

Suatu hari kelas 3-2 mendapat tugas pertama latihan menembak di luar sekolah. Lokasi tempat pelatihan khusus menembak ternyata lumayan jauh dari sekolah. Mereka berjalan kaki berombongan melewati deretan toko yang kosong. Ini pertama kali mereka keluar sekolah dan kaget melihat kondisi kota yang tanpa penduduk sama sekali.

"Para penduduk di pengungsian."

Kenapa toko dan restoran ditinggalkan begitu saja. Semua barang-barang ditinggal. Bahkan tidak dikunci. Pintu dibiarkan terbuka begitu saja. Para siswa langsung kepikiran keluarganya. Mereka ada di pengungsian sebelah mana. Semua ponsel para siswa disita. Mereka terputus dari dunia luar. Hanya guru yang rajin mengirimkan video kegiatan pelatihan ke para orang tua.

Tak lama mereka sampai ke tempat latihan menembak. Para siswa segera lupa dengan pemandangan selama perjalanan. Mereka fokus berlatih menembak. Kebetulan SMA Sungjin datang terakhir, maka mereka dapat giliran paling akhir. Para siswa bahagia bisa bertemu dengan banyak siswa dari sekolah lain. Lumayan hiburan.

Ternyata para siswa kelas 3-2 banyak yang jago menembak. Pantesan mendapat giliran pertama untuk latihan khusus menembak. Selesai sesi pulang, kembali ke sekolah lagi. Semua siswa sekolah lain sura pulang lebih dahulu. Mereka peleton paling terakhir. Perjalanan pulang lebih ceria. Mereka berjalan sambil bercanda. 

Tiba-tiba Komandan Lee merasa ada 'yang beda'. Semua siswa diminta berhenti dulu sekalian istirahat. Komandan Lee bersama 3 tentara Lee menyisir daerah lain. Sementara 2 tentara menjaga Anak-anak bersama Bu Park. Diam-diam Woo He-rak (Hong Sa-bin) mengajak Wang Tae-man (Moon Sang-min) mencari makanan. Kebetulan saat berangkat tadi Tae-man melihat minimarket. Mereka Menyelinap diam-diam.

Bu Park sadar kalau kedua anak tersebut tidak ada. Untung teman di dekatnya mendengar percakapan mereka yang mau ke Supermarket. Masalahkanya Supermarket ini lokasinya dimana? Bu Park, seorang tentara beberapa murid berpencar mencari Hae-rak dan Tae-man.

Rombongan Bu Park tak sengaja masuk ke jalan yang ada tentara dan siswa yang latihan menembak bersama tadi. Kondisi mereka sama, meninggal karena luka parah. Tak lama terlihat makhluk ungu kecil. Bentuknya cantik seperti kelopak bunga. Ternyata makhluk ini pembunuhnya.

Sayangnya Bu Park terlambat menyadari hal tersebut. Dia menyuruh para siswa dibelakangnya untuk lari. Sementara Bu Park pontang-panting menembaki. Sebagian anak bisa segera menguasai diri dan melarikan diri. Ada juga yang shock melihat Bu Park meninggal di depan mata. Untung Komandan Lee dan para tentara segera datang. Jumlah makhluk ungu ternyata banyak sekali dan menyerang dengan ganas. Komandan Lee memerintahkan untuk mundur.

Para siswa dan tentara yang selamat bersembunyi di pusat perbelanjaan. Para siswa shock. Semua ilmu pertahanan, yanh mereka peroleh selama pelatihan menguap begitu saja. Bahkan banyak yang meninggalkan senjata entah dimana. Padahal seringkali Para Pelatih mengingatkan senjata harus selalu menempel di badan. Para siswa akhirnya sadar ini bukan sekedar latihan perang. Mereka harus berperang.

Para siswa dan para tentara bekerja sama untuk menyelamatkan diri. Inilah pertempuran pertama para siswa kelas 3-2. Kelihatan semua karakter asli para siswa. Ada jagoan sekolah yang biasanya menindas murid malah meringkuk ketakutan dan bersembunyi dibelakang temannya. 

Bola ungu jatu di halaman sekolah 

Jagoannya adalah Lee Na-ra (Choi Moon-hee) anak pendiam dan penyendiri pindahan dari Inggris. Na-ra mampu tenang dan berpikir taktis dalam menghadapi makhluk ungu. Na-ra ternyata juga jago menembak. Pelurunya jarang meleset. Ada juga Jo Jang-soo (Yoon Jong-bin) dengan kemampuan leadership yang bagus. Dia juga pemberani dan pintar menyusun strategi. Jang-soo memang seorang anak tentara. Namun di sekolah lebih banyak diam dan pasir selama ini.

Paling mengejutkan adalah sosok No Ae-seol (Lee Yeon). Gadis mungil kurus ini paling bawah nilainya dalam pelatihan. Dia dianggap 'yang paling tidak bisa apa-apa'. Ternyata mampu berpikir cepat dan strategis dalam menyusun pertahanan. Teman-temannya tidak menyadari kalau Ae-seol yang pertama yang berinisiatif mengunci pintu mall agar makhluk ungu tidak bisa masuk.

Para murid SMA ini sebenarnya takut luar biasa. Namun semua hal itu ditekan. Insting survival muncul secara tidak sadar. Mereka berusaha sekuat tenaga untuk tetap hidup. Akhirnya makhluk ungu berhasil dikalahkan. 

Tentara Bukan Siswa

Mereka kembali lagi ke sekolah dengan kondisi mental yang hancur. Mereka mengalami perang pertama. Mereka pertama kali terpaksa membunuh. Bagian paling berat adalah melihat langsung Ibu Park dan beberapa temannya meninggal di depan mata. Tak ada waktu untuk istirahat lama dan cek kesehatan mental. Komandan Lee meminta mereka tetap latihan di hari yang sama, setelah istirahat sejenak. Kondisi sudah darurat. Mereka harus siap bertempur kapan saja.

Anak-anak memberontak. Mereka ingin pulang. Mareka tidak mau mati. Komandan Lee melawan anak-anak.

"Para siswa harus mampu mempertahankan diri dan melawan. Kalaupun mereka pulang dan makhluk ungu menyerah rumah kalian. Apa kalian bisa menyelamatkan diri dan keluarga kalian. Apalagi semua penduduk Korea sudah mengungsi di daerah pengunungan. Saya tidak tahu dimana Orang tua kalian berada."

Anak-anak kelas 3-2 tetap bersikukuh untuk pulang. Bahkan mereka mengajak juga teman-teman di kelas lain. Pertikaian para murid dan tentara berlangsung lama di depan pintu gerbang sekolah. Tiba-tiba bola ungu jatuh dan langsung pecah. Ratusan makhluk ungu kecil langsung bergerak memangsa manusia. Para murid kelas 3 bubar. Lari tunggang langgang. Para tentara bekerja keras menyelamatkan para siswa sambil mundur. 

Untung beberapa murid segera sadar SOP penyelamatan yang sudah diajarkan. Mereka mengarahkan teman-temannya masuk dan berlindung di gedung sekolah. Semua murid ketakutan. Tidak banyak siswa dan tentara tang selamat dalam peristiwa ini. Komandan Lee memerintahkan para siswa untuk bertempur berdampingan dengan para tentara. Para murid menyanggupi. Mereka harus melakukan karena ingin tetap hidup.

Pertarungan kedua lebih sengit daripada yang pertama. Para siswa kelas 3-2 sudah lebih bisa menguasai diri. Tidak banyak siswa yang berlari panik karena ketakutan. Meski susah, para siswa dan tentara berhasil mengusir makhluk ungu dari gedung sekolah. Hanya tersisa sedikit di halaman.

Para siswa yang selamat tinggal 2 peleton. Sementara tentara hanya tersisa 5 orang. Komandan Lee akan membawa mereka ke markas besar tentara yang pindah di luar kota. Rencananya mereka akan naik 2 truck. Wakil Komandan Won-bin bersama 2 tentara naik truk 1. Sedangkan Komandan Lee di truk 2.

Sayangnya saat keluar gedung sekolah makhluk ungu tahu. Mereka diserang lagi. Ada anak yang kakinya keseleo saat berusaha naik truk dan terjatuh. Wakil Komandan Won-bin turun untuk menyelamatkan. Sementa itu pengemudi truck 2 diserang makhluk ungu. Komandan Lee mengemudikan sendiri truk 2. Truk 1 diperintahkan untuk berangkat lebih dulu oleh Wakil Komandan Won-bin. Sudah ada 2 tentara di truk. Mereka bisa melindungi para murid. 

Ternyata murid wanita tak bisa diselamatkan. Wakil Komandan Won-bin berusaha menyelamatkan diri sambil berlari ke arah truk 2. Komandan Lee cepat tanggap. Wakil Komandan Won-bin berhasil naik ke belakang truk 2.

Truk 1 dan truk 2 mengambil jalan yang berbeda menuju ke pangkalan militer. Tiba-tiba truk 1 oleng dan miring ke kiri. Untunglah anak-anak di belakang selamat. Hanya beberapa anak yang mengalami luka lecet. Ternyata kedua tentara di kursi depan diserang makhluk ungu. Dalam kondisi 'sendirian' inilah beberapa siswa sudah mampu berpikir dan bertindak seperti tentara. Mereka juga menggunakan ilmu survival yang sudah diajarkan selama pelatihan. Mereka juga bisa menyusun strategi untuk melawan makhluk ungu. Peran Jang-soo si sini sudah seperti Komandan Lee. Dia merasa bertanggung jawab untuk melindungi teman-temannya.

Truk 2 tiba dengan selamat di pangkalan militer. Truk 1 ternyata belum sampai. Padahal mereka berangkat lebih dulu. Komandan Lee ingin mencari truk 1 tapi tidak diijinkan Komandan Pangkalan. Ternyata banyak para siswa kelas 3 bersama tentara pendamping yang belum sampai. Sementara jumlah tentara banyak berkurang. Mereka yang selamat sampai di Pangkalan harus siaga perang kapan saja.

Komandan Lee berencana nekat keluar Pangkalan untuk mencari truk 1. Dia yakin para muridnya selamat. Para murid yang selamat nekat juga untuk ikut. Maka berangkatlah mereka dengan truk curian. Firasat Komandan Lee benar. Para siswa truk 1 akhirnya berhasil ditemukan dan dibawa ke Pangkalan dengan selamat.

Saat masuk Pangkalan, Komandan Lee mendapat teguran keras. Komandan muda ini seharusnya mendapat hukuman mati secara militer. Berhubung dalam kondisi perang, hukuman tersebut ditiadakan. 

Kondisi Korea Selatan semakin memburuk. Bola ungu semakin banyak yang jatuh dari langit. Korban meninggal sudah tidak bisa diidentifikasi. Turunlah perintah untuk menurunkan para siswa kelas 3 menghadapi makhluk ungu. Para siswa kelas 3 memang sudah resmi menyandang gelar tentara saat masuk ke Pangkalan. Namun mereka baru menjalani pelatihan. Mereka hanya anak-anak yang belum punya pengalaman perang sungguhan. Apalagi status mereka hanya sebagai tentara cadangan. Itu berarti mereka akan turun perang paling akhir.

Para perwira tentara tidak ingin tentara yang sudah punya pengalaman dan reputasi bagus harus banyak yang meninggal. Negara akan mengalami krisis yang membahayakan keamanan negara. Komandan Lee sangat menentang rencana tersebut. Namun Dia hanyalah bawahan yang harus taat pada atasan. Dia tak tega menyampaikan berita tersebut pada anak-anak. Apalagi sebelum turun ke medan laga mereka harus membuat surat wasiat. Sesuai dengan prosedur tentara yang akan maju perang.

Dari sini terbuka sisi gelap dari peperangan. Menang atau kalah tetap saja ada banyak korban yang meninggal. Belum lagi luka psikologis yang dalam. Bisa mengakibatkan trauma setelah mereka pulang dari medan perang. Penulis juga menyisipkan kritik menentag para anak muda tanpa pengalaman pedang harus turun menghadapi musuh.

Drama ini disadur dari komik Webtoon Naver karya Ha Il Kwon dan Yoon Soo. Saya salut pada sutradara yang manuangkan isi komik dengan bagus. Tontonan ini bukan sekedar drama action dengan efek yang canggih. Emosi dari setiap karakter dapat tersampaikan dengan baik ke penonton.

Bagi para pecinta genre action wajib menonton drama ini. Anda akan dibuat tegang mulai episode 2 hingga episode 6 tanpa jeda. Duty after school session 1 hanya 6 episode tapi sanggup membuat mata selalu terpaku saat menonton. Tak akan sempat nonton sambil makan atau minum atau sambil rebahan. Terlalu seru untuk dilewatkan setiap scene. Saya tidak sabar menunggu session 2 tayang. Drama ini tayang di Korea bulan maret. TvN menayangkan mulai 1 April 2023. Semoga bisa segera melihat session 2.

Komentar