Makanan Idul Fitri Khas Tulungagung

makanan khas tulungagung
Lodeh tahu tempe pedas 


Saya tidak mudik tahun ini ke Trenggalek dan Tulungagung. Sedih rasanya. Paling sedih karena sudah kangen dengan aneka menu makanan Tulungagung saat lebaran. Memang hidangan 'wajib' lebaran seperti lodeh manisah, opor ayam dan sambel goreng hati selalu ada. Selain itu, Budhe Tulungagung selalu menambah beberapa menu khas Tulungagung. 

Sebenarnya lokasi Tulungagung dan Trenggalek ini dekat. Makanan Khas dari kedua daerah ini juga sama. Baik tekstur ataupun rasanya. Ciri khas makanan di daerah ini adalah bersantan kental mirip dengan makanan khas Jawa Tengah. Meski secara de jure masuk wilayah Jawa Timur tapi daerah Jawa Timur kulonan (Selatan- Bahasa Jawa). Ciri khas masakan di daerah ini bersantan kental, pakai bumbu jangkep (lengkap) dan rasa pedas yang kuat. Saya kalau makan tidak berani pakai banyak kuah. Perut tidak kuat pedasnya.
 
Penasaran? Apa saja makanan khas Tulungagung (dan Trenggalek)?

1. Ayam lodho
Ini dia sang primadona. Kalau ke Trenggalek atau Tulungagung belum makan ayam lodho berarti belum sah. Harus diulang lagi. Penampakan makanan ini adalah ayam panggang dibumbu kuning, bersantan dan pedas.

Ayam yang digunakan biasanya ayam kampung. Seringkali malah ayam jago. Ayam setelah direbus sampai empuk lalu dipanggang terlebih dahulu. Setelah itu dimasak dengan kuah kuning santan pedas. Tunggu sampai semua bumbu meresap ke ayam. Kalau dimasak pakai kayu bakar lebih enak lagi. Aroma kayo akan bercampur dengan aroma masakan.

Sebagai pelengkap makan ayam lodho adalah sayuran rebus bumbu urap. Sayuran terdiri dari daun singkong, kecambah dan kacang panjang. Bumbunya pakai kelapa muda yang dibumbu tidak pedas.

2. Sayur lodeh tahu tempe
Ibu saya menyebut sayur ini sebagai lodeh minimalis. Sayur lodeh ini isinya hanya tahu, tempe dan cabai rawit. Sebelum dimasak, tahu dan tempe dikukus terlebih dahulu sampai matang. Agar tidak hancur saat dimasak. Tahu dan tempe harus yang baru. Tempe baru tidak akan langu kalau dimasak lama. Tahu yang baru teksturnya lebih padat saat dikukus. 

Tahu, tempe dan cabai rawit ini dimasak dengan bumbu lodeh putih versi mpon-mpon jangkep. Tidak pakai bumbu instan. Rasa bumbunya lebih kuat. Untuk santan menggunakan perasan dari parutan kelapa tua. Perasan kelapa dibagi dua, santan kental dan santan encer. Bumbu yang sudah dihaluskan akan ditumis sampai matang lalu dimasukkan ke panci yang sudah berisi santan encer. Tempe, tahu dan cabai rawit dimasak dengan santan encer. Tunggu sampai bumbu dan santan meresap dan mendidih. Barulah santan kental dimasukkan.

Ciri khas masakan ini adalah kuah santannya kental dan pedas. Saat menghaluskan bumbu sudah ada cabe rawit. Lalu saat proses memasak dimasukkan lagi cabai rawit utuh sebagai tambahan. Anda bisa bayangkan betapa pedasnya masakan ini.


mangut lele pedas
Mangut lele


3. Mangut Lele
Ini nih masakan kesukaaan saya. Ada yang menyebut masakan ini sebagai lodeh lele. Memang Lele ini dimasak dengan bumbu lodeh kuning. Sebelum dimasak Lele akan diasapi atau digoreng terlebih dahulu. Tujuannya agar lele tidak hancur saat dimasak.

Saya sudah pernah merasakan lele yang diasap dan digoreng. Menurut saya, lele yang asap kalau dimasak mangut lele rasanya jauh lebih enak. Lele asapan saat bercampur dengan bumbu lodeh jadi lebih kaya rasa. Mangut lele ini juga dimasak dengan santan kental dan pedas. 

4. Sayur santan ikan asap
Banyak penjual ikan asap di Pasar Tulungagung. Para nelayan di Pantai Prigi dan Pantai Popoh banyak yang mengolah hasil tangkapannya menjadi ikan asap. Tongkol dan tuna yang biasanya diolah menjadi ikan asap. Tongkol asap yang paling sering digunakan dalam masakan ini. Tongkol asap dimasak dengan santan kental dan pedas. Tentu saja dengan bumbu lodeh.

Masakan ini biasanya hanya menggunakan ikan asap sebagai bintang utama. Terkadang ada yang pakai tahu atau tempe sebagai tambahan. 

5. Gaplek dan Tiwul
Dahulu, Tulungagung termasuk daerah yang kering dan susah ditanami padi. Masyarakat banyak yang mengkonsumsi gaplek atau tiwul sebagai pengganti beras. Gaplek terbuat dari singkong yang dijemur sampai kering. Lalu dikukus untuk dimakan. Sedangkan tiwul terbuat tepung gaplek. Rasanya enak mana? Keduanya sama-sama enak tapi saya lebih suka makan tiwul. Apalagi kalau disiram kuah santan pedas yang panas. Masyaa Allah enak sekali. Bikin nambah terus.

Semua masakan ini kelihatan ribet saat proses memasak tapi termasuk masakan yang ramah lingkungan menurut Kak Dian blogger Kendari. Semua masakan diatas hanya menyisakan tulang yang bisa didaur ulang menjadi pupuk. Ruangmamak berkreasi di dapur juga lebih leluasa. Sayur lodeh bisa divariasikan dengan aneka menu pendamping sebagai tambahan.

Komentar