Serial Kakak Adik, Masakan Ibu

Kakak dan Adik di ranjang. Mereka berusaha tidur siang tapi belum tidur juga. Kakak duduk bersandar di tembok. Dia membaca buku. Adik memegang robot kesayangannya. Dia gerak-gerak terus. Telentang, tengkurap, duduk, hadap kanan dan kiri bergantian.

"Lapar ta, Dek?" tanya Kakak.
"Iya. Banget."
"Makan sana."
"Males. Masakan Ibu rasanya aneh."
"Hush. Gak boleh mencela makanan."
"Aku kan gak bilang gak enak, Kak. Cuma aneh."
"Sama aja itu."
"Masakan ibu tadi namanya apa, Kak?"
"Gak tahu. Susah nyebutnya." jawab Kakak sambil meletakkan buku.

Kakak turun dari tempat tidur. Adik bertanya, Kakak diam saja. Adik mengambil robotnya satu lagi. Adik memainkan kedua robotnya.

Kakak berjalan keluar kamar. Dia berjalan perlahan ke kamar sebelah. Ibu sudah pulas tidur. Kakak menutup kamar Ibu pelan-pelan. Lalu Kakak berjalan ke dapur.

Kakak mengambil dua telur di atas meja. Dia meletakkan penggorengan kecil diatas kompor. Minyak goreng dituangkan sedikit di wajan. Kakak menggoreng telur mata sapi. Sambil menunggu matang, Kakak mengambil dua piring. Masing-masing piring diisi dengan nasi.

Telur ceplok pertama sudah matang. Kakak mengangkatnya. Telur ceplok kedua dimasak. Telor ceplok matang diletakkan piring. Telur ceplok dan nasi diberi kecap banyak. Adik tiba-tiba masuk ke dapur. Kakak meletakkan jari telunjuk kanan ke bibirnya. Adik mendekati Kakak. 

Adik melihat telur ceplok kecap dengan wajah bahagia. Kakak memberi isyarat agar Adik tidak ribut. Adik menggerak-gerakkan tangannya. Telur ceplok kecap adalah makanan kesukaan Adik. Dia tak sabar ingin segera memegang piring telur ceplok kecap. Kakak mencegahnya. Adik menurut.

Telur ceplok kedua sudah matang. Kakak langsung meletakkan ke piring satunya. Kakak mengambil dua sendok. Dia memberikan sendok pada Adik. Lalu diambil kedua piring tersebut. Kakak memberi isyarat Adik untuk mengikutinya.

Mereka berdua berjalan kembali ke kamar. Begitu masuk kamar, adik duduk di lantai. Kakak memberikan piring telur ceplok kecap pada Adik. Piring satunya diletakkan di lantai. Kakak menutup pintu kamar.

Mereka berdua makan dengan lahap. Tak perlu waktu lama, kedua piring sudah bersih. Semua makanan tandas.

"Alhamdulillah. Terima kasih ya, Kak" kata Adik sambil bersandar ke Kakak.
"Enak, Dek?" tanya Kakak.
"Banget. Aku kangen sop sama ayam kecap."
"Kakak pengen makan sayur asem sama tempe goreng. Sama ikan asin juga."
"Huaaa enak. Semoga besok ibu masak yang biasa-biasa aja. Gak aneh-aneh"
"Aamiin." Kakak tersenyum sambil menepuk pelan punggung Adik.
"Kak, kenapa sih pas pandemi gini Ibu masaknya aneh-aneh?"
"Yah, Ibu kan lagi belajar masak, Dek. Kalau rasanya aneh ya wajar, lah. Berarti percobaan gagal hehe."
"Ibu gak perlu belajar masak aneh-aneh. Dimasakin sayur sop tiap hari loh aku seneng."
"Kan Ibu yang pengen belajar masak. Mau gimana lagi."
"Iya juga, ya." Adik manggut-manggut.

Kakak mengambil piring kotor dan membawa ke dapur. Adik mengikutinya. Kakak mencuci peralatan bekas makan mereka. Adik duduk di kursi melihat Kakaknya. Selesai semua. Kakak mengajak Adik kembali ke kamar. (Ugik Madyo)

Komentar