Alasan Mulai Ngeblog Pertama Kali

Saya mengenal blog pertama kali dengan multiply. Kalau bikin blog pertama kali juga di multiply. Kebetulan banyak teman saya yang punya blog di multiply. Awalnya, saya hanya suka baca artikel di blog mereka. Lama-kelamaan, saya tertarik untuk bikin blog sendiri. Selain itu juga teman-teman pada ngomporin saya untuk bikin blog juga.

Paling malu kalau ditanya alasan mulai ngeblog dulu kenapa?
Receh banget alasan saya. Selain alasan diatas. Ada lagi alasan lainnya. Saya berasa nostalgia dengan menulis artikel ini. Ya sudahlah yuk ikut saya naik mesin waktu kembali ke tahun 2003. Whuuuss.

1. Curhat Syalala
Bruk. Sampailah kita di tahun 2003. Setelah bikin blog, saya malah bingung mau diisi artikel apa. Jadi kerjaan saya tiap hari bikin template blog. Bongkar pasang. Ganti warna. Pasang ini, pasang itu. Teman-teman ngomel, saya tidak peduli. Lah wong bingung, nggak ada ide sama sekali. Mau gimana lagi.

Sampai suatu saat, saya putus. Galau maksimal pastinya. Akhirnya blog itu jadi tempat curhat. Meski curhatannya tak secara langsung. Saya samarkan lewat puisi dan catatan kisah. Dalam tulisan kisah, saya jadi orang yang mendengarkan curhatan orang lain. Lalu curhatannya saya tuliskan. Padahal itu ya curhatan saya sendiri.

Saya pikir segala curhatan saya hanya dibaca orang sekilas. Eh ternyata ada yang rajin ngikuti. Bahkan ada setia nunggu tulisan saya. Ada yang pe-de-ka-te juga ke saya gara-gara tulisan curhat itu. Akhirnya saya nulis lebih serius. Saya kasih bumbu sedikit drama agar lebih terbawa perasaan saat membacanya.

Curhatan di blog bukan lagi tema cinta. Temanya melebar ke kisah kehiduan sehari-hari. Pertemanan, keluarga, dunia kerja, dunia kampus, traveling, kuliner dan tema lain sesuai mood saya saat nulis.

2. Simpan Koleksi Foto
Saat punya blog di multiply ini, saya mulai mengenal dunia photography. Saya sering berkunjung ke blog travel yang fotonya bagus-bagus. Ternyata banyak dari mereka ya photographer professional. Saya juga ketemu banyak artikel tips dan trik membuat foto yang bagus. Saya mulai ikuti pelan-pelan. Trials and errors. Berkali-kali. 

Sampai akhirnya saya mulai percaya diri pajang foto. Nah ternyata banyak komentar yang bagus. Banyak juga yang kasih masukan. Fotonya kurang ini, kurang itu. Baiknya pas moto begini, begitu.

Saat itu saya suka sekali hunting foto outdoor. Sebagian besar foto saya adalah nature photography. Kebetulan pas adik saya juga lagi suka photography. Jadi kami sering hunting bareng. 

Enaknya multiply tidak ada batas penyimpanan data untuk blog. Mau upload foto puluhan dengan ukuran mega tak masalah. Hajar saja pokoknya. Blog jadi seperti album foto. Tempat saya menyimpan semua foto-foto saya. Asli. Tanpa di-resize, tanpa watermark.

Pikir saya waktu itu, siapalah saya. Bukan siapa-siapa. Foto saya juga nggak bagus-bagus amat. Sampai suatu saat foto saya tentang Gunung Bromo 'dipakai' suatu travel biro untuk website-nya. Mulailah saya resize foto sebelum upload di blog. Tetap tidak saya watermark. Menurut saya, nilai keindahan foto akan hilang kalau ada watermark. Saya belajar ikhlas saat upload foto di blog. Foto yang sudah tayang diblog, saya niatkan untuk sedekah. Terserah saja kalau mau dipakai orang tanpa ijin. 

3. Belajar Nulis
Saat mulai ngeblog saya mulai bertemu dengan beberapa komunitas penulis. Saya mulai belajar menulis dengan benar. Meskipun masih belajar menulis dengan baik hingga saat ini. Saya mulai belajar tentang EYD dan bahasa Indonesia Baku. Kalau sebelumnya saya nulis curhat asal nulis. Mulai berubah menulis dengan -sedikit- benar meski hanya nulis curhatan remeh.

Saya bertemu dengan komunitas Penulis Bacaan Anak dan Sekolah Kehidupan. Bermula dari dua komunitas ini saya perlahan mulai serius belajar menulis professional. Blog saya jadi tempat saya memajang hasil belajar saya. Awalnya takut. Saya takut kalau diketawakan karena banyak salahnya. 

Memang sih banyak komentar pedas. Ada juga yang kasih masukan positif. Lama-lama saya tak peduli dengan segala komentar buruk. Wong ya lagi belajar. Wajarlah kalau masih banyak salahnya. Dari ngeblog ini, saya belajar menguatkan mental. Saya nggak gampang nangis lagi kalau baca komentar yang buruk.

Meski blog saya di multiply sudah tidak ada, saya bersyukur. Saya mendapatkan banyak ilmu baru. Awal multiply tutup saya sedih sekali. Rasanya kayak patah hati. Saya sudah bikin blog baru di blogspot tapi saya biarkan sampai berbulan-bulan. Rasanya masih susah move on.

Seiring perjalanan waktu. Saya judi bersyukur, jejak digital curhatan alay nggak jelas sudah hilang semua. Duh, asli malu banget kalau ingat isi blog multiply. Nulisnya tanpa difilter sama sekali. Ada yang ngetiknya pakai nangis segala. Kebayang dah isinya penuh emosi campur aduk.

Meski memalukan. Tetap saja ini sejarah saya saat mulai ngeblog. Tidak bisa dipungkiri atau ditutupi. Tetep bisa disimpan di hati sih.

Komentar