Review Drama Korea Summer Strike

Yeo-reum (Kim Seol-hyun) seorang editor junior. Dia sebenarnya seorang editor yang bagus dengan ide cemerlang. Hanya saja Yeo-reum tipe orang yang pengalah. Dia juga lebih memilih untuk diam saat mengalami hal-hal yang tidak mengenakan dari atasan atau rekan kerja. Kondisi seperti ini yang membuat atasan dan rekan kerja bersiap semakin seenaknya. 

Apa saja perilaku mereka? Atasan yang suka menyalah-nyalahkan Yeo-reum, menimpakan kesalahan pada gadis ini dan juga melecehkan secara sexual. Sementara rekan kerja sering melimpahkan pekerjaan mereka ke Yeo-reum. Bahkan juga menyuruh gadis ini bikin minuman, beli makanan, bersih-bersih dan masih banyak lagi yang tidak berkaitan dengan job desk Yeo-reum.

Sebenarnya Yeo-reum tidak terima diperlakukan seperti ini. Namun dia lebih memilih diam saja dan tidak melakukan perlawanan. Dia hanya menangis diam-diam saat malam dan berada di apartemen sendirian.

Pada suatu saat, Yeo-reum tiba-tiba diputus pacarnya. Tak ada masalah apapun sebelumnya. Bahkan tak ada pertengkaran sama sekali. Tak lama berselang gadis cantik ini ditikung rekan kerjanya. Proposal kerja dipresentasikan oleh rekan kerjanya. Sementara Yeo-reum disuruh beli kopi dengan dalih client mau minum kopi tertentu dari cafe tertentu. Cafenya ternyata jauh dari kantor. 

Walhasil Yeo-reum tiba saat rapat sudah selesai. Yeo-reum langsung disuruh bersihkan ruang rapat. Saat itulah baru tahu kalau client ternyata bisa minum kopi apa saja. Yeo-reum membersihkan bekas kopi instan buatan pantry kantor yang baru diminum client. Yeo-reum sakit hati sekali. Namun dia memilih diam seperti biasa.

Titik Balik
Suatu pagi Yeo-reum naik kereta, berangkat ke Kantor seperti biasa. Saat di kereta, dia banyak berpikir. Apa sih yang sebenarnya aku inginkan. Seberapa penting pekerjaan ini buatku. Lalu tiba-tiba terlihat bunga sakura yang sedang mekar. Yeo-reum langsung memutuskan untuk turun di stasiun berikutnya. Dia bergegas menuju ke pohon sakura dengan penuh semangat.

Yeo-reum menikmati bunga sakura yang berguguran. Menyentuh kelopaknya dengan lembut. Merasakan aromanya. Dia juga menikmati suasana di sekitarnya. Yeo-reum berkeliling tak tentu arah seharian. Dia mengabaikan semua telepon dan pesan yang masuk. Dia menikmati petualangan sehari dengan penuh suka cita. Saat sampai di apartemen, gadis muda ini tidur dengan pulas.

Saat bangun tidur, Yeo-reum sudah bulat tekadnya untuk berhenti kerja. Kantor geger. Atasannya menolak surat pengunduran diri Yeo-reum. Bahkan Sang Atasan menawarkan kenaikan gaji. Yeo-reum menolak. Dia sudah mantap untuk berhenti kerja. Butuh waktu lama untuk negoisasi tapi akhinya Yeo-reum bisa berhanti kerja. Bahkan perilaku buruk Sang Atasan tersebar ke seluruh kantor.

Yeo-reum kembali ke Apartemen. Dia menikmati hidup. Bangun siang lalu rebahan. Beberapa seperti ini, dia merasa bosan. Yeo-reum memutuskan untuk pindah. Dia ingin tinggal di tempat yang tak ada orang yang mengenalnya. Dia menjual barang-barangnya. Hanya tersisa 1 ransel barang yang sangat dibutuhkan untuk kehidupan sehari-hari nantinya. 

Yeo-reum akhinya sampai di Desa Angok. Dia langsung jatuh cinta dengan desa ini dan memutuskan untuk tinggal di sini. Dia mencari tempat tinggal sementara. Ternyata Dia mendapat sewa bekas tempat bilyard yang murah selama satu tahun. Tempat bilyard ini besar. Dua tingkat pula. Yeo-reum tidak berpikir macam-macam dan langsung menyewa. Padahal sebelum kontrak sewa sempat terjadi perselisihan karena ada orang yang ingin beli tempat ini. Namun pemilik ingin menyewakan ke Yeo-reum.

Kontrak sewa deal. Yeo-reum langsung tinggal di tempat bilyard tersebut dengan kondisi masih kotor dan rusak di beberapa tempat. Ternyata tempat bilyard ini ada 3 lantai. Yeo-reum naik ke lantai 3. Satu lantai full tempat terbuka. Dari sini bisa terlihat semua sudut Desa Angok.

Desa Angok dikelilingi pegunungan yang hijau asri. Ada deretan pohon sakura di dekat tempat tersebut. Kelopak Bunga Sakura yang berguguran terbang hingga ke tempat Yeo-reum berdiri. Desa ini mengingatkan saya pada Kota Cianjur. Kota indah tempat tinggal Teh Okti.

Yeo-reum makin cinta dengan tempat tinggalnya yang baru ini. Yeo-reum membersihkan tempat bilyard, menutup ventilasi dan kaca pecah, membetulkan pipa dan kran air plus membersihkan ka.at mandi. Yeo-reum termasuk berani. Dia memutuskan tinggal di tempat yang sangat luas sendirian. Kenapa tidak memilih sewa satu kamar saja.

Petualangan Baru
Yeo-reum memutuskan untuk belanja. Dia tak punya bahan makanan sama sekali. Hanya bekal roti yang dibawa dari Seoul. Kehidupan Yeo-reum berjalan seperti yang dia inginkan. Hidup santai dan menikmati hidup sepenuhnya. Penduduk Desa Angok ramah dan baik. Desa ini kecil. Kalau mau kemana-mana tinggal jalan kaki atau naik sepeda.

Yeo-reum menemukan Perpustakaan Desa Angok. Perpustakaan ini sepi pengunjung. Tempatnya luas dan koleksi bukunya banyak. Jelas saja Yeo-reum langsung bahagia. Dia seperti menemukan tumpukan harga karun. Yeo-reum berkenalan dengan Ahn Dae-beom (Im Si-wan), seorang pekerja paruh waktu di Perpustakaan. Pria muda ini menjadi teman pertamanya di Desa Angok.

Yeo-reum baru tahu kemudian kalau tempat bilyard itu tutup karena terjadi dua kematian di tempat tersebut. Satu karena pembunuhan, satu lagi karena bunuh diri. Mengetahui hal ini Yeo-reum santai saja. Bagaimana lagi tempat itu sudah terlanjur disewa. Lempeng banget tokoh drama satu ini. Kok ya tidak ada perasaan ngeri sama sekali. Dia tetap tinggal dengan nyaman. Padahal sofa dan sebelah tempat tidurnya adalah bekas TKP.

Yeo-reum tidak pernah diganggu hantu selama tinggal di sana. Jadi ya santai saja. Apalagi ada Dae-beom yang siap membantu setiap kali gadis ini mengalami kesulitan. Uang tabungannya masih cukup untuk hidup setahun. Yeo-reum santai saja tidak mencari pekerjaan. Kalau hidup hemat, uang tabungan bisa dihandalkan untuk hidup.

Suatu hari, saat Yeo-reum jalan-jalan ada anjing yang mengikuti. Anjing ini terlihat kotor dan tak terawat meski ada kalung pemilik. Yeo-reum membawa pulang. Anjing itu dimandikan dan dirawat dengan baik. Anjing ini menjadi teman di rumah.

Yeo-reum ini memang orangnya tidak pernah mikir aneh-aneh. Saat dibohongi orang malah tidak sadar kalau jadi korban penipuan. Untung saja ada Bom (Shin Eun-soo) yang mengetahui peristiwa tersebut. Meski uang tak bisa kembali. Paling tidak Yeo-reum tidak kehilangan lebih banyak uang. 

Yeo-reum dan Bom sebenarnya beberapa kali bertemu di Perpustakaan. Bom adalah pelajaran SMA yang sering dibully teman-temannya. Gadis ini lebih sering membolos dan menghabiskan waktu di Perpustakaan. Setelah peristiwa penipuan tersebut, Yeo-reum dam Bom bersahabat. 

Sudut Pandang Yeo-reum
Drama Korea summer strike menceritakan tentang kehidupan Yeo-reum sehari-hari hari. Ceritanya ringan dan santai. Meski ada banyak masalah tapi tidak pernah menjadi besar dan cepat selesai. Penonton diajak melihat kehidupan dari sudut pandang tokoh Yeo-reum.

Saat Yeo-reum kehilangan seluruh tabungannya ketika mabuk. Tidak ada kepanikan atau teriakan histeris. Pun tak ada kemarahan atau sumpah serapah. Yeo-reum hanya terdiam untuk menenangkan diri lalu lapor polisi. Saat diperiksa semua CCTV dan tidak ada titik terang dimana uang tersebut, Yeo-reum hanya terdiam. Dia terpukul dan terpuruk. Namun Dia hanya terdiam beberapa waktu lalu mencari pekerjaan paruh waktu. Sesederhana itu Yeo-reum dalam menyikapi suatu masalah.

Masalah paling berat saat terjadi pembunuh lagi di bekas rumah bilyard. Korbannya adalah Nenek Bom. Dari sinilah hubungan Bom dan Yeo-reum merenggang. Bahkan Bom tidak mau bertemu Yeo-reum sama sekali. Padahal Ahn Dae-beom harus tinggal di Seoul cukup lama. Pria muda ini sedang menyelesaikan kasus plagiat dengan Profesornya.

Yeo-reum dalam kondisi sendiri. Tidak ada orang yang bisa diajak berbagi ceríta. Berada di tempat asing pula. Yeo-reum berada di titik paling rendah dalam hidupnya. Namun Yeo-reum mampu melalui semua proses ini dengan tenang. Sempat dia memutuskan untuk pindah dari Desa Angok. Untunglah tidak jadi. Dia tetap tinggal dan mengurai masalah satu persatu. Bahkan dia melakukan penyelidikan sendiri untuk mencari pembunuh sebenarnya.

Dari tokoh Yeo-reum saya belajar tentang betapa penting pengendalian emosi. Yeo-reum tidak pernah mengijinkan seseorang membuatnya berkata atau bertindak yang buruk. Dia juga tidak mengijinkan orang lain membuatnya marah. Seburuk apapun kata-kata atau perbuataan seseorang akan ditanggapi Yeo-reum dengan kepala dingin. Semoga saya bisa seperti karakter Yeo-reum ini.

Komentar