2018, Bersih Bersih Riba Tahap 2


2017 adalah tahun pembelajaran buat saya dan suami. Bermula saat suami ikut kajian dengan tema 'kaya tanpa riba'. Kami baru nyadar ternyata riba bukan sekedar bunga bank. Ada banyak hal. Dalam bisnis pun kalau tidak hati-hati akan bersentuhan dengan riba. Astaqfirullah. Kami evaluasi ternyata selama ini banyak kecipratan riba. hiks. Kalau ingat betapa berat hukuman yang harus kami tanggung karena riba. Duh, rasanya nyesek banget. 

Mulai saat itu, kami mulai belajar tentang riba dan bisnis yang sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad shallallahu'alaihi wasallam. Diskusi panjang sering kami lakukan. Ternyata bisnis secara syariah tak sesulit yang kami bayangkan. Namun juga tak mudah pelaksanaanya. Intinya nggak pake 'tapi' dan harus yakin pada Allah. Harus tunduk pada ketentuan Al-qur'an dan hadist. Tegas memberi batas mana yang boleh dan mana yang tidak boleh dilakukan. 

Bersih-bersih harus total nih. Kami tutup semua kartu kredit. Kami juga beralih menggunakan bank syariah. Penggunaan bank konvensional hanya untuk transaksi jual beli. Untunglah ada Bank Mandiri yang bisa tidak pakai bunga. Hutang-hutang riba kami lunasi satu persatu. Saya stop ikut MLM. Memang ada MLM yang syariah namun saya masih belum bisa menganalisa apakah benar sesuai syariah atau tidak. Untuk lebih amannya, lebih baik saya tidak ikut saja. Asuransi kami tutup. Hanya tinggal BPJS saja yang memang tidak bisa ditutup. BPJS hanya bisa ditutup kalau ada surat kematian. Ya sudahlah tak apa. 

Pada awal kami mulai bersih-bersih riba godaannya besar sekali. Suami beberapa kali mendapat proyek yang kalau ditotal nilainya bisa untuk melunasi semua hutang-hutang kami. Namun terpaksa ditolak suami. Setelah dianalisa dengan cermat ternyata ada unsur riba. Ya sudahlah... kami ikhlas. Untunglah suami bergabung dengan komunitas anti riba. Ada teman-teman yang siap sedia diajak diskusi dan bisa saling menguatkan.

Banyak teman yang sudah memperingatkan. Hati-hati banyak godaan untuk tergelincir ke riba lagi. Kami diminta banyak istiqfar dan selalu berhati-hati dalam mengambil keputusan. Masya Allah... ujian dari Allah. Benar-benar menguji kekuatan iman kami.

Alhamdulillah... berlahan tapi pasti Allah membukakan jalan keluar untuk masalah-masalah kami. Dulu saya tahu kalau Allah sudah berkehendak tidak ada yang tidak mungkin. Sekarang saya tidak sekedar tahu namun saya yakin seyakin-yakinnya. Banyak bukti yang sudah Allah tunjukkan pada saya. Banyak ketidak mungkinan yang dijadikan bisa oleh Allah. Sesuatu yang nggak logis kalau dicerna dengan nalar. Namun nyata. Ada buktinya di depan mata saya. Kalau ingat ini semua, saya hanya bisa tersungkur menangis dalam sujud-sujud panjang. Allahu Akbar...

Setiap saat selalu saya selipkan doa khusus. Semoga hutang-hutang kami bisa lunas semua tahun ini. Semoga di sisa usia kami tidak pernah lagi bersentuhan dengan riba. Aamiin.      

Komentar