Pekerja Kantoran Jadi Content Creator? Dengan IndiHome Why Not

tips jadi content creator


"Kamu enak ya kerja freelance begini. Bisa bebas jadi content creator."

Ini adalah awal sesi curhat panjang dengan seorang teman lama. Kebetulan kami bertemu kembali setelah bertahun-tahun terpisah. Kami mempunyai minat yang sama di bidang fotografi. Kami bertemu di komunitas kampus. Dia paling jago bikin foto estetik dan edit video. Kalau bikin video sudah seperti short movie. Dia lagi bikin video, saya kebagian tugas jadi copywriter dan bikin script. Dia adalah guru pertama saya tentang bikin content.

"Pas PPKM pertama itu. Aku bosen, kan. Aku ambil foto-foto di sekeliling rumah, bongkar file galeri, trus bikin video. Itu bikin aku... Kayak... Apa ya... Ketemu suatu yang... Wow. Keren ya. Gitu, tuh." 

"Itu, kan. Memang passion kamu, isn't it?"

"Iya juga, ya. Pas mulai ngantor lagi. Berasa kayak patah hati. Yah, nggak bakal ketemu lagi nih."

"Kenapa harus nggak ketemu. Jalani aja terus."

"Nggak mungkin, lah. Aku kan harus ngantor. Magrib baru sampai rumah. Bahkan, jam 10 kalau lagi lembur."

"Bisa. Percaya sama aku." jawab saya tegas.

Kenapa saya bisa seyakin ini? karena saya dulu pernah menjalani 2 dunia ini. Saya juga kenal beberapa content creator yang juga pekerja kantoran. Mereka semua bisa jadi content creator selama bertahun-tahun. Bahkan puluhan tahun sampai pensiun lalu full jadi content creator. Saya yakin teman saya ini juga punya kemampuan yang sama dengan mereka. Kami berdiskusi panjang tentang hal ini. Saya tulis ulang di sini. Sayang kalau disimpan saja. Siapa tahu bermanfaat untuk para pembaca blog ini. 

1. Mau Bikin Apa?
Ini adalah pertanyaan mendasar yang butuh pemikiran sebelum menjawab. Paling mudah adalah bikin content sesuai dengan apa yang kita temui setiap hari. Berbagai hal yang ada di dunia pekerja kantoran. Namun ini bukanlah keharusan. Bisa juga bikin content sesuai dengan  hobi yang jauh sekali dari pekerjaan kita. Misalnya seorang akuntan yang bikin content tentang memasak, teknisi komputer kontennya tentang fashion. Tidak masalah. Paling penting adalah harus sesuai passion dulu 

Selain itu perlu dipertimbangkan pula bagaimana pekerjaan selama di kantor. Apakah pekerjaan selalu banyak setiap hari? Atau ada masa tertentu yang overload sampai harus lembur. Setelah itu bisa santai karena load pekerjaan sedikit.

Kalau pekerjaan kita selalu banyak setiap hari, maka waktu luang hanya sabtu atau minggu. Apakah semua waktu weekend dipakai untuk bikin konten? Tentu tidak. Kita juga butuh meluangkan waktu untuk pasangan dan anak bagi yang sudah menikah. Jika belum menikah ya tetap harus ada waktu untuk refreshing sejenak. Tidak baik kalau hari kerja ngantor. Akhir pekan buat kerja juga. Kita butuh tetap waras agar bisa terus berpikir kreatif.

Dari berbagai petimbangan tersebut, kita bisa menentukan konten apa yang mau dibikin. Kalau memang jadwal pekerjaan padat, pilih konten yang ringan dan bisa dicicil pengerjaannya. Misalnya bikin tema how to do atau tips singkat. Tips pilih sepatu yang nyaman buat pekerja lapangan. Sepatu yang nyaman tapi tetap keren dibuat kerja dalam ruangan. How to menghadapi rekan kerja yang bau badan. 

foto produk menarik
Jangan ngotot bikin konten masak. Kecuali mau lebih capek. Pulang kerja lalu masak atau lembur bikin beberapa konten saat weekend. Kalau memang passion di dunia masak tidak memgapa sih. Saat mengerjakan sesuatu hal yang sudah jadi passion tidak akan terasa capek. Jika tidak ada waktu untuk masak besar atau menu lengkap tidka usah dipaksakan. Kita bisa bikin bekal makan siang praktis masak 30 menit. Bisa juga bikin konten makan siang yang ada di daerah sekitar kantor. Ini bisa dilakukan kalau kita punya banyak waktu untuk makan siang di luar. Makan siang, sekalian bikin konten plus refreshing sejenak.

Bisa juga bikin konten seputar pekerjaan kita. Misalnya Anda bekerja di industri kayu. Bisa bikin konten jenis kayu yang bagus dan aman buat mainan anak. Jenis kayu yang cocok untuk interior dapur. Kayu yang tahan panas dan noda minyak. Tentu saja dengan catatan Anda benar-benar paham tentang perkayuan. Bisa juga tentang cara beli kayu plus urusan pengiriman. Siapa tahu setelah konten tayang ada yang DM untuk beli kayu. Lumayan, dapat engagement plus pelanggan baru.

Bagi yang sering tugas luar kota bisa bikin konten review hotel, restoran, kuliner khas daerah, tempat wisata atau city tour. Tentu saja tetap memegang prinsip, pekerjaan kantor harus jadi prioritas nomer 1. Asalkan internet provider lancar, aman. Bisa bikin konten sebanyak-banyaknya. Lumayan untuk stock. Tantangan terbesar bikin konten di luar ruangan adalah internet yang tidak lancar. 

2. Manajemen Waktu
Sekarang mari bahas tentang waktu kerja. Selama kita masih menjalin kontrak kerja dengan perusahaan atau instansi, maka prioritas pertama adalah pekerjaan kantor. Jangan sampai bikin konten akan mengganggu pekerjaan utama. Kita harus disiplin mengatur manajemen waktu. Ini artinya waktu untuk santai lebih sedikit.

Salah satu solusinya dengan mencicil bikin materi konten. Misalnya kalau pulang pergi kantor naik kendaraan umum. Saat perjalanan ini manfaatkan untuk ambil foto atau video. Bila punya blog, bisa juga bikin tulisan pakai ponsel. Lumayan dapat 1 atau 2 paragraf. 

Jika Anda tipe yang mengerjakan konten dalam sekali waktu selesai bisa dengan cara lain. Begitu datang di pagi hari, Anda harus menyelesaikan pekerjaan kantor hari ini sesegera mungkin. Setelah selesai semua, barulah bisa bikin konten. Tetap saja pekerjaan kantor harus yang utama. Bila atasan memanggil atau ada rapat dadakan, bye konten. Tutup dulu. Balik lagi ke pekerjaan kantor. Yah, keburu mood hilang.

Saat kita memilih untuk bekerja di dua bidang sekaligus, jangan pernah bekerja mengandalkan mood. Rencana kerja yang sudah tersusun rapi akan berantakan. Sebenarnya mood tidak ditunggu tapi harus diciptakan. Inspirasi dan ide harus ditangkap, bukan dinanti. Pemikiran kita harus dikondisikan seperti ini. Dunia content creator adalah dunia kreatif yang sangat cepat perubahannya. Kita jangan sampai terlalu banyak diam dan menunggu. Nanti akan ketinggalan jauh.

3. Area Publik vs Area Pribadi
Sebelum bikin konten, ada etika yang harus ditaati. Bagi para content creator batas antara area publik dan area pribadi seringkali tipis. Bahkan kadang tidak ada batasnya. Area pribadi muncul di area publik begitu saja. Sementara banyak orang di sekitar kita, yang masih memegang batas tegas antara area publik dan area pribadi. Masih banyak orang tidak menginginkan wajahnya muncul di media sosial. Mereka memegang teguh prinsip, privasi harus dijaga ketat. Pun begitu dengan perusahaan atau instansi, yang masih memegang aturan tidak akan membuka diri terlalu banyak di media sosial. Ada hal-hal yang tidak boleh muncul di dunia digital.

Sebagai seorang content creator sekaligus pekerja kantoran harus sangat hati-hati saat membuat konten di kantor atau tentang dunia kantor. Tidak semua orang bersedia wajahnya terpampang di media sosial. Saat edit foto atau video harus sangat teliti. Sebisa mungkin tidak terlihat wajah secara jelas. Kalau terpaksa ada wajah yang tidak bisa diblur, harus ijin dulu ke yang bersangkutan. Jika yang bersangkutan tidak berkenan ya terpaksa bikin konten ulang.



Saat bikin konten di kantor, pastikan hanya terbatas di area meja kerja kita. Kalau lebih dari area tersebut harus ijin dahulu dengan tetangga rekan kerja atau atasan. Jika ada rekan kerja yang ingin masuk ke konten lakukan 'ijin ulang' via chat sebelum konten tayang. Kirim foto atau video ke rekan tersebut. Minta ulang persetujuan untuk upload. Simpan bukti chat ini. Bukan buruk sangka. Buat jaga-jaga saja. Siapa tahu rekan tersebut keberatan dirinya muncul di konten di kemudian hari. Well kita tidak pernah tahu apa yang terjadi di masa depan.

Jika bikin konten review suatu tempat biasakan ijin pemilik atau atasan tertinggi, yang berwenang di situ. Tidak semua tempat bersedia diulas secara bebas. Terkadang mereka menentukan pengambilan video review pada hari dan jam tertentu. Hal ini dilakukan agar tidak mengganggu kenyamanan tamu yang hadir. Bisa jadi pada hari tertentu ada tamu yang reservasi dan menghendaki privasi harus dijaga. Kalau sampai bocor di media sosial tentu manajemen tempat tersebut akan kena masalah. Kita yang tidak sengaja bikin konten bisa kena getahnya pula.

Begitupun saat kita bikin konten tentang sesuatu hal, yang bukan review. Misalnya tips atau tentang how to. Kebetulan ada yang mengulas tentang hal yang tidak menyenangkan atau hal yang tidak baik dan jangan dilakukan. Biasakan untuk tidak menyebut subyek atau tempat secara spesifik. Ceritakan secara global. Hindari kata-kata yang sekiranya bisa 'nyenggol' pihak tertentu. 

Konten bisa dibuat secara netral. Kalau ingin mengkritik seseorang atau sesuatu atau suatu tempat bisa disampaikan sehalus mungkin. Tidak perlu mengejar viral dengan cara murahan. Kita tunjukkan kekecewaan dengan cara yang elegan. Insyaa Allah follower akan makin setia dan selalu menunggu konten kita.  

4. Internet Provider
Kunci utama seorang pembuat konten adalah harus rajin upload konten. Bekerja di kantor dengan fasilitas internet kencang memang menggiurkan. Kita bisa tergoda untuk dipakai kepentingan pribadi. Perusahaan mungkin tidak tahu. Hanya saja di sekitar kita banyak mata. Tidak enak kalau jadi omongan numpang fasilitas kantor buat cari uang tambahan di luar. Sudah jadi rahasia umum, kalau jadi content creator bisa menghasilkan banyak uang.

Lebih baik pasang internet di rumah. Saat memilih internet provider harus teliti. Jangan sampai malah sering bikin kesal saat bikin dan upload konten. Saya merekomendasikan pakai IndiHome. Jaringannya luas di seluruh Indonesia. IndiHome ini termasuk group Telkom Indonesia. Selain itu sudah pakai jaringan fiber optik. Internet lebih stabil dan tidak terpengaruh cuaca. Hujan angin di luar, kita masih bisa nyaman bikin konten di rumah. 

Kecepatan IndiHome unlimited sampai 300Mbps. Kita bisa memilih paket langganan sesuai dengan kebutuhan seluruh anggota keluarga. Biasanya ada promo untuk pelanggan baru yang ingin daftar. Informasi promo ini bisa di dapatkan melalui media sosial IndiHome
Kalau pakai WiFi bisa lebih irit. Tidak perlu tiap orang harus berlangganan paket data kapasitas besar di ponsel. Secukupnya saja sesuai kebutuhan saat di luar rumah.

IndiHome ada paket lengkap untuk layanan internet, TV kabel dan telepon. Kita bisa pilih sendiri kecepatan internetnya. Kita juga bisa pilih langganan channel TV yang diinginkan. Sesuai kebutuhan dan kesukaan. Ada Pilihan minipack channel TV. Tayangan edukatif anak dan film favorit keluarga tersedia di sini. Ada paket Netflix juga yang langsung jadi satu dengan tagihan IndiHome. Para pembuat konten film dan drama, bisa banget pilih paket langganan ini.



Sebagai content creator, internet seperti senjata yang sangat penting. Bukan saja untuk bekerja tapi juga belajar. Kita harus upgrade kemampuan terus. Dunia content creator selalu berkembang dengan cepat. Kalau tidak bisa mengikuti perkembangannya, kita akan tertinggal jauh. Begitupun trend konten. Cepat sekali berubah. Kita harus sering stalking untuk mengetahui trend terkini. Bila dengan dukungan internet cepat IndiHome pasti bisa jadi content creator handal. 

5. Berdamai dengan Diri Sendiri
Satu hal terakhir. Terkadang antara rencana dan realita tidak sama. Bahkan jauh berbeda. Contohnya gini. Niat hati ingin ikut semua kategori lomba IndiHome Telkom Indonesia. Mulai pertengahan april sudah nyicil bikin materi. Ternyata ada project dadakan dari atasan. Banyak yang harus dikerjakan. Harus revisi berkali-kali. Tanggal 11 Mei semua pekerjaan baru selesai. Tidak mungkin cukup waktunya untuk ikut semua katagori. Pilih saja draft materi yang sudah terkumpul paling banyak. Bikin semaksimal mungkin. Insyaa Allah peluang menang akan lebih besar.

Saat memilih bekerja di dua bidang sekaligus, kita sadar akan butuh banyak tenaga, waktu, pemikiran serta biaya. Satu hal yang pasti jangan sampai kita diperbudak oleh pekerjaan. Meskipun itu passion kita. Badan butuh istirahat juga. kalau sampai sakit, tidak akan mungkin badan bisa diajak bekerja. 

Project dari client untuk bikin konten memang tidak tentu datangnya. Bukan berarti setiap ada tawaran project langsung disetujui. Apalagi kita bekerja sendiri. Lihat dulu jadwal kerja di kantor. Kalau beban kerja sedang tinggi lebih baik tolak. Daripada kita setujui tapi keteteran saat mengerjakan. Sampai lewat deadline baru selesai. Itu malah jadi bumerang. Kredibilitas kita sebagai content creator akan ternoda. Kalau client kecewa dan tidak mau pakai kita lagi. Bahaya banget kan?

Rejeki tidak akan kemana. Tiap orang sudah pasti jatah rejekinya  Siapa tahu pas kerjaan kantor lagi sepi eh client datang kasih project besar dengan nominal tinggi. So pekerja kantoran sekaligus jadi content creator? Why not. Kerja kantoran ada masa pensiun tapi sebagai content creator tidak ada batasan umur. Bisa seumur hidup hingga tutup usia. Saat pensiun, tetap bisa bekerja. Masih ada kesibukan dan bisa menghasilkan uang. Tidak perlu tergantung pada anak.

Komentar

  1. Hebat banget udah ngeluangin waktu di sela2 kerjaan ngantor. Hihii.. kalo molly kan full time blogger jadi waktunya lebih banyak yg kosong.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salut buat semua pekerja konten. Anda luar biasa ebat semua.

      Hapus
  2. Dengan adanya internet yang stabil bukan hal yang tidak mungkin dalam memudahkan membuat konten. Apalagi ide kreatif bisa digali lewat internet juga kan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju, Mbak. Aku kalau gak ada ide juga browsing internet.

      Hapus
  3. Tetap semangat buat bagi waktu agar hobi nulis dan kerjaan berjalan beriringan.

    BalasHapus
  4. Setuju, dengan internet cepat dari IndiHome, wwhy not?
    Apapun bisa sat set selesai dengan cepat
    Termasuk menjadi konten kreator yang persaingannya semakin sulit
    Karena butuh skill lebih dibanding dulu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, ya. Ambu. Banyak banget sekarang yang jadi blogger. Banyak yang skill dewa pula.

      Hapus
  5. Bener kak, IndiHome memungkinkan kita untuk menjadi apapun, termasuk content creator. Yang pasti identifikasi keahlian atau kemampuan yang kamu miliki. Sebagai seorang content creator, kita harus memiliki kemampuan atau keahlian tertentu yang bisa ditawarkan kepada klien.

    BalasHapus
  6. bravoooo untuk semua content creator.
    seruuuu bgt klo dunia digital masif sperti sekarang ya
    apalagi ada Indihome makin siipp

    BalasHapus
    Balasan
    1. IndiHome bikin yang nggak mungkin jadi mungkin, bikin mimpi jadi nyata

      Hapus
  7. Internet bagi content creator menjadi hal penting, tanpa internet hasil karya tidak akan dikenal orang lain. Pastinya karya hanya akan menjadi tumpukan file di dalam laptop/PC. Untung ada internet Indonesia yang cepat dan stabil.

    BalasHapus
  8. Senangnya ya sekarang mau bikin konten bisa dimana aja. Yang penting punya semangat dan kreativitas. Plus jaringan internet cepat pastinya.

    BalasHapus
  9. Yes bikin konten mah yg diseputar kita aja ya mba dan kita minati. Ga usah ngoyo ikut2an orang2. Bisanya masak.. Ya masak.. Liat lingkungan sekitar yaa lingkungan sekitar. Apalagi jaringan inet kuat dimana2 skrg ya. Ada indihome juaranya ya.

    BalasHapus
  10. Berkonten ria bersama indiHome tetap harus melihat berbagai peluang dan hobi yang dimiliki ya..
    Agar konsisten dalam melakukan dan tentunya happy. Apalagi makin lama, bisa mendatangkan penghasilan di ranah yang kita tekuni.

    BalasHapus
  11. Masih keteteran manajemen waktu padahal ingin jadi content creator, apalagi pakai indihome rasanya ide2 di kepala nggak pernah habis

    BalasHapus
  12. keren banget bisa bagi waktu untuk pekerja kantoran bikin konten. aku yang full di rumah aja suka keteteran dengan kerjaan irt yang perasaan ga kelar2 :D ...sebenernya punya banyak ide, tapi energinya melemah buat eksekusi, krna kecapean or ga mood :P

    BalasHapus
  13. Banyak juga lho pekerja kantoran yang juga menjadi seorang konten kreator...bahkan kontennya keren serta edukatif, tapi tentu saja harus memiliki manajemen waktu yang baik ya agar kerjaan konten tidak menganggu fokus pekerjaan utama.

    BalasHapus
  14. Hebat bgt kakak bisa manajemen waktu meski jadi pegawai kantoran tapi bisa jadi konten kreator juga. Ddaebakk banget..

    BalasHapus
  15. Dukungan interenet cepat dari IndiHome ini bisa membuat siapa saja jago bikin konten ya mbak, termasuk pekerja kantoran

    BalasHapus
  16. Pekerja kantor kalau bisa bagi waktu ya gak masalah sih. Cuma kalau aku ternyata waktu itu gak bisa. Puadet banget. Pulang kerja udah teler, hahaha. Salut buat mereka yang bisa. Tentunya banyak dukungan termasuk soal kelancaran internet

    BalasHapus
  17. Aku salut banget sama teman2 pekerja kantoran yang masih meluangkan waktunya untuk membuat konten :) Alhamdulillaah kehadiran internet cepat Indihome sangat mendukung kegiatan online mbak ya. Konten yang sesuai minat itu yang paling oke biasanya lekas kelar :)

    BalasHapus
  18. Aku sudah sejak lama Mba untuk berdamai dengan sendiri sebab saat ini banyak hal harus diprioritaskan terutama anak dan keluarga. Jadi kadang kalo ikutan lomba, daftar job atau buat konten harus tetap mengutamakan kepentingan keluarga dulu.

    BalasHapus
  19. Wah bener banget nih tulisan Mak Ugik. Uda bbrp kasus kontent yang jd masalah gara2 terkait etika kerjaan ya.. Paling baru aku inget tuh konten jerome polin dan teman2 dokter co ass yg sampai ke IDI segala. Meski mendulang cuan, memang tetap harus ingat aturan ya kan..tjanks Mak Ugik.

    BalasHapus
  20. wah ini aku nih mba, meski budak corporate tapi tetap tertarik buat ngonten dan memaksimalkan blog juga media sosial buat nambah cuan

    BalasHapus
  21. Jaman masih ngantor dulu, aku ngeblog semampu ku, disesuaikan dengan kesempatan dan waktu yang ada. Tapi untuk urusan ngonten di kantor memang harus ijin dulu dengan pimpinan dan teman kerja. Kalo gak diijinkan ya mesti mengikuti aturan ya

    BalasHapus
  22. Mbaak.. saya jadi ketawa ini. Pas baca jangan bikin konten masak kalau gak mau capek. Hahaha, iya,.saya rasakan itu.

    Saya ada channel YT niat hati pengen bikin video masakan. Alhasil kosong.

    Pulang kerja mau masak, tapi capeknyooo..

    BalasHapus
  23. mau ibu rumah tangga mau pekerja kantoran sebenarnya tetap bisa jadi konten kreator asal niat dan usaha ya mbak ehhe. Kadang yang waktunya banyak lowong juga belum tentu bisa buat konten kalo ga ada semangat di diri untuk memulainya.

    BalasHapus
  24. Mak, aku salut sama pekerja kantoran yang masih rajin ngonten lho.. Aku beneran malu, padahal cuma di rumah, anak 2 udah besar-besar juga, tapi masih ngga pinter memenej waktu. Ide sih banyak, tapi selalu alasan "nggak sempat" melulu. :(

    BalasHapus
  25. Tipsnya benar banget, Mbak ... saya belum lama ini mewawancarai seorang anak muda yang tadinya bekerja sebagai guru. Saat pandemi, dia ngonten .. eh malah karena prospek medsosnya menjanjikan (karakter dirinya dan kontennya unik dan menarik), dia resign dan sekarang malah 100% jadi content creator. Bisa banget sih pekerja kantoran untuk jadi content creator, di antara teman2 blogger kita pun ada.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Inspiratif ya, kak Niar..
      Harapannya memang begini deh.. Konten yang edukatif dan inspiratif dan semoga semakin banyak anak muda yang berkarya dan membagikannya melalui media sosial.

      Hapus
  26. sekarang era digital mau jadi konten kreator bisa dengan berbagai pilihan konten ya yang penting konsisten dan mau mencoba riset temanya

    BalasHapus
  27. keren banget mbak, punya pengalaman di dua dunia yaa. sebagai pegawai kantoran dan konten kreator. alhamdulillah juga dua pekerjaan ini bisa disinergikan yaa. Mantap mbak. Makasih tipsnya yaa.

    BalasHapus
  28. Keren mbak Ugik
    Aku cukup dari rumah saja karena ada bayi yang masih butuh saya sepenuhnya
    Saya juga senang bisa terus berkarya di sini

    BalasHapus
  29. sukses dan sehat selalu ya kak :D

    BalasHapus
  30. Sudah setahun lebih aku pakai Indihome, dan Alhamdulillah tidak ada kendala yang berarti, internet cepat dan stabil, semua pekerjaan dapat terbantu.

    BalasHapus
  31. IndiHome bikin apa pun jadi mungkin ya mak. Bahkan emak-emak kayak kita yang sering dipandang sebelah mata, dengan IndiHome mah bisa eksis. 😁

    BalasHapus

Posting Komentar