Nasi Madura Depot Hijau Pelabuhan Kamal Madura

Lauknya full protein.


Beberapa waktu silam diajak suami ke Madura naik kapal. Wah, seneng banget. Sudah lama sekali ke Madura tidak naik kapal. Sejak ada jembatan Suramadu, saya sudah tidak pernah lagi naik kapal kalau ke Madura. Begitu sampai Pelabuhan Kamal, kami belok kanan masuk gang yang nempel langsung dengan pagar batas sebelah kanan area pelabuhan.

Kita berhenti di deretan warung paling ujung. Ini adalah tempat makan langganan suami sejak masih kecil. Tempatnya sederhana dan kecil namun bersih dan rapi. Sejak pertama kali kesini sampai sekarang penataan dan bentuknya masih tetap sama. Hanya warna cat saja yang mengalami perubahan.

Full Protein

Begitu pesanan kami datang. Wow, lauknya full protein. Sepiring nasi diatasnya telur rebus, daging, babat, hati sapi plus sambal hitam yang sangat pedas. Semua lauk itu dimasak seperti sayur opor tapi tidak kental. Rasanya cenderung asin. Namun kalau dimakan dengan lauk dan sambal hitam rasa asinnya pudar. 

Saya masih penasaran dengan nama asli makanan ini. Sayang, kita terkendala bahasa. Sang Ibu berbicara dengan bahasa Madura yang cepat. Saya tidak paham sama sekali bahasanya. Penataannya beda dengan nasi Madura yang melingkar. Sama dengan masakan Jawa. Nasinya ditata meleber lalu diatasnya lauk pauk diletakkan agak ke pinggir. Harganya Rp 25.000 sepiring. Bisa minta nasi setengah dan harganya tetap.

Sambalnya ini yang istimewa. Pedas sekali tetapi asli pedas cabe rawit. Rasanya dominan asin. Sepertinya menggunakan petis Madura. Tetapi warna hitamnya ini saya tidak tahu asalnya dari mana. Sepertinya ada campuran petis Sidoarjo. Bagi Anda yang tidak menyukai pedas. Lebih baik singkirkan jauh-jauh si sambal hitam ini.

Komentar