Review Buku Arok Dedes

review buku pramoedya ananta toer
Judul : Arok Dedes
Penulis : Pramoedya Ananta Toer
Penerbit : Hasta Mitra
Tahun : 2010

Novel sejarah yang memukau. Seting Tumapel disuguhkan dengan detail. Namun bagian yang paling suka adalah berbagai strategi dan tips kudeta dengan sukses dari Dang Hyang Lohgawe hahaha. Dan... semua strategi itu sudah pernah dilakukan di Indonesia *senyum terkulum*. 

Saya baru tahu bahwa sebenarnya yang berniat merebut kekuasaan Tumapel bukan hanya Arok (Lohgawe). Ini yang membuat seru. Adu strategi antara 3 politikus ulung (Belakangka, Empu Gandring dan Lohgawe). Meski mempunyai cara yang berbeda, tapi mereka mempunyai satu kesamaan. 

Penunjukan seorang boneka untuk melakukan kudeta, sementara mereka mengatur strategi dibalik layar. Prinsip mereka dalah sama. Lakukan penaklukan tapi jangan sampai diri sendiri terciprat darah dan abunya. Licik sekaligus cerdik. Meski Arok disini sebagai pahlawan melawan Tunggul Ametung yang jahat. Tetap saja, kekuasaan yang didapat dengan berlumuran darah akan tetap tercium amis dalam goresan sejarah.

Saya paling suka dengan cara Dedes menguasai Tunggul Ametung. Strategi matang hasil perpaduan antara kecerdasan, kecantikan dan kepandaian diplomasi. Meski secara de jure Tunggul Ametung sebagai akuwu Tumapel, tapi secara de facto Dedes yang berkuasa. Prameswari (permaisuri) Ametung telah banyak memberikan perubahan tanpa diketahui oleh suaminya. Kok bisa ya, sampai Ametung nggak tahu. Mungkin ini karena kelihaian Dedes.


Dari sini juga terungkap bahwa nama KEN sebenarnya tidak mempunyai arti apa-apa. Nama tambahan ini diberikan oleh Belakangka ketika Dedes naik menjadi permaisuri. Ini adalah akal-akalan Belakangka agar pernikahan mereka seakan disetujui oleh Kediri. Padahal nama KEN tidak punya arti apa-apa. Bahkan lebih pada semacam ejekan.


Foto: pinjam pakai dari Mbah Google


Komentar